Bontang, linimasa.co – Pembuatan kapal adalah salah satu indikator yang tercantum dalam “draft menu” Kementerian Perikanan. Meski gagal terealisasi di tahun 2020 lantaran keterbatasan waktu, Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang sempat usulkan kapal viber dalam draft menu tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Perikanan DKP3 Bontang, Syamsu Wardi saat ditemui awak media beberapa waktu lalu di Kedai Pesisir Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
“Kalau kami ajukan kapal kayu atau ketinting itu kan tidak tahan lama makanya kami ajukan kapal viber sebagai gantinya,” ucap Wardi.
Kata dia, pembuatan kapal viber itu tidak memakan waktu lama. Hanya membutuhkan waktu sekitar 5-6 bulan.
“Hanya saja ini harus melalui sistem tender. Dan sistem tender itu yang membutuhkan waktu yang lama bukan dari pembuatan kapalnya,” ujarnya.
Adapun pembuatan kapal viber harus dalam keadaan cuaca panas. Lantaran hal tersebut sangat mempengaruhi. Usai mengalami proses dicetak, dan sudah kering proses selanjutnya adalah dilaminating sampai 3 kali.
“Kalau cuaca bagus yah cepat jadi. Kalau cuaca mendung bisa memakan waktu lama. Karena pembuatan kapal viber ini masih mengandalkan sinar matahari langsung,” sambungnya.
Wardi mengungkapkan alasan memilih kapal viber adalah usia pakainya lebih lama, perawatan atau pemeliharaannya lebih mudah dibanding dengan kapal papan, kapal viber lebih tahan dengan bahan kimia air, dan lebih awet.
“Itu alasan memilih kapal viber. Berhubung tidak jadi terealisasi yah mau gimana,” tutupnya.
Pewarta Lutfi