Bontang, linimasa.co – Berdasarkan surat edaran nomor 524/1365/DKP3.5 yang dikeluarkan oleh Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanianan (DKP3) Bontang melalui Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) perihal kewaspadaan terhadap penyakit Avian Influensa (AI) atau Flu Burung yang mana dalam surat tersebut mengimbau kepada warga yang memiliki unggas untuk menjaga kebersihannya serta melaporkan kepada DKP3 jika terdapat kematian pada unggas.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Dinas DKP3 Bontang, Amran melalui Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan, Riyono saat dikonfirmasi awak media (17/11/2020).
Kata dia virus AI dari unggas ini dapat berpotensi menularkan pada manusia.
“Diperkirakan masih ada terdapat kematian mendadak yang terjadi pada unggas milik warga, namun enggan melaporkan,” ucapnya.
Berdasarkan surat tersebut, Riyono mengimbau agar masyarakat Bontang dapat berpartisipasi menangani virus flu burung. Yakni dengan menjaga kebersihan kandang dan juga menjaga kesehatan unggas miliknya.
“Jangan sampai penyebaran virus ini semakin meluas, untuk itu perlu kepedulian masyarakat dalam melaporkan, dan menjaga kebersihan kandang, apa lagi saat ini virus tersebut belum ada vaksinnya,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia mengatakan bahwa saat ini pihaknya pun telah melakukan sterilisasi dan pemeriksaan pada unggas yang berada di sekitar lokasi, guna mengantisipasi penyebaran virus flu burung tersebut.
“Kami juga melakukan sterilisasi dan pemeriksaan kepada hewan-hewan yang berada di sekitar lokasi penemuan virus ini,” paparnya.
Diketahui penyebaran virus AI ini begitu cepat sehingga menyebabkan jumlah wilayah terpapar melonjak.
“Dalam minggu ini sudah 9 orang yang melapor. Terhitung di 9 titik di Kelurahan Bontang Baru. Kalau ditotal keseluruhan ada 230 unggas yang mati,” tambahnya.
Kendati demikian, Riyono memberikan tips untuk menjaga hewan unggas dan kandang terbebas dari virus flu burung sebagai berikut :
- Selalu menjaga kebersihan tangan.
- Menjaga kebersihan kandang jika memelihara unggas.
- Memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak dengan baik, dan tidak mengkonsumsi unggas liar hasil buruan. Pasalnya, belum terjamin kesehatannya.
- Sebaiknya membeli daging unggas yang sudah dipotong di swalayan atau pasar tradisional yang kebersihannya terjaga dengan baik. Daging siap makan akan meminimalisir risiko terkena flu burung, karena tidak perlu repot-repot memotong, mencabuti bulu, atau membersihkan isi perut unggas.
- Sebisa mungkin, sebaiknya hindari lapak unggas hidup di pasar yang kurang menerapkan kebersihan dengan baik.
- Menggunakan masker dan sarung tangan ketika berdekatan dengan unggas, termasuk tempat pemeliharaannya.
- Sebaiknya jarak antara tempat pemeliharaan unggas dengan pemukiman, minimal 25 meter.
- Mencuci tangga atau lebih baik mandi, setelah berdekatan atau memegang unggas.
- Jangan menyentuh secara langsung unggas yang sudah mati, kotoran maupun jeroannya.
- Jika membeli daging ayam, sebaiknya tanpa jeroan dan bagian sayap. Pada saat memasak daging ayam atau telurnya, hendaknya dipastikan panas api mencapai lebih dari 70 derajat celsius.
“Dengan tips tersebut semoga warga cepat melapor apabila mengenali gejala virus AI,” tutup Riyono.
Pewarta Lutfi