Tenggarong – Sebelum mengawali pelaksanaan Erau Adat Pelas Benua, terlebih dahulu dilaksanakan Ritual Sakral yang bernama Beluluh Awal Sultan,dan kegiatan tersebut digelar oleh Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Upacara Adat Beluluh ini sendiri berlangsung di Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang dilakukan oleh Sultan Kutai Adji Muhammad Arifin.
Sejumlah persiapan pun telah disediakan untuk melaksanakan Ritual tersebut seperti balai bambu kuning bertiang 41 buah yang dilapisi kain serba kuning dan beberapa bahan lainnya.
Sebelum Ritual dilakukan terdapat sebuah balai bambu kuning yang terpampang di tengah-tengah ruang kedaton serta sejumlah sesajen persiapan Ritual Sakral yakni Beluluh Awal Sultan.
Tak hanya itu saja, pada ritual ini juga terdapat sejumlah tempat penginangan serta penduduk yang berisi beras, pisang, kelapa dan sesajen lainnya yang akan digunakan Kerabat Kesultanan dan para pawang upacara adat.
Upacara adat ini berlangsung dengan hidmat yang dilakukan Sultan Kutai Adji Muhammad Arifin dan kemudian menuju ke balai bertungkat 41 buah yang terbuat dari bambu kuning.
Setelah Sultan duduk ditingkat ketiga balai bambu yang berlapis kain serba kuning, selanjutnya dilakukan pembacaan mantra oleh pawang acara ritual. Kemudian pawang menanyakan kepada Sultan, apa yang dimohonkan kepada Sang Pencipta.
Namun, ada dua penawaran yang dilakukan oleh pawang yakni memohon keselamatan, kesehatan panjang umur hingga terhindar dari penyakit bagi Sultan dan beserta keluarga, serta memohon keselamatan untuk seluruh masyarakat Kutai Kartanegara khususnya dan Kalimantan Timur umumnya.
Sultan pun meminta keduanya, setelah itu pawang acara kembali membacakan mantra serta empat orang kerabat keraton berdiri di empat sisi sudut kiri dan kanan Sultan, sambil membentangkan kain kuning yang disebut Kirab Tuhing.
Di iringi pembacaan mantar dari pawang acara melakukan ritual Tepong Tawar kepada Sultan Kutai. Dan selanjutnya Sultan turun dari balai untuk melakukan prosesi Ketikai Lepas dengan sejumlah orang terpilih.
“Prosesi ini merupakan upacara adat yang bertujuan untuk mensucikan Sultan dari berbagai hal negative serta memohon keselamatan bagi warga Kukar selama Erau berlangsung nantinya,” terang Adji Pangeran Aryo Putro Amidjoyo, Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Acara ini sendiri berlangsung secara hidmat, para tamu yang datang pun tidak beranjak dari tempat duduknya untuk menyaksikan upacara ritual tersebut.
Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan agar masyarakat Kutai Kartanegara untuk tetap mencintai budaya Kutai serta melestarikannya, sehingga kebudayaan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di kenal diseluruh penjuru dunia.
Pewarta Fairuz