Samarinda, linimasa.co – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi melalui UMKM justru berkembang di tengah arus pandemi corona. Pasalnya tumbuhnya usahawan baru merupakan alternatif dari banyaknya perusahaan yang harus melakukan efesiensi karyawan.
Pertumbuhan UMKM di Kaltim tidak terbendung, meski di tengah pandemi banyak yang tidak mampu bertahan. Para pelaku UMKM membuka usaha meski terkadang harus berganti-ganti jenis usaha.
“Saya dulunya usaha catering tapi selama pandemi konsumen saya berkurang, akhirnya tutup, tapi sekarang saya buka usaha kuliner juga, dan sebagian penjualan melalui online,” ujar Yulianti salah satu peserta Mini University angkatan Batch 14 yang mengikuti kuliah perdana di ruang pertemuan Dinas Perindustrian Kota Samarinda, Gedung Graha Ruhui Rahayu, Jl. Ir. H. Juanda No.81. Kamis (1/10/20)
Mini University merupakan sebuah program wirausaha Bank Indonesia yang bertujuan meningkatkan kompetensi, public skill dan kapasitas UMKM lokal sehingga dapat mengembangkan potensi ekonomi daerah. Pada angkatan Batch 14 ini total peserta yang mendaftarkan diri sejumlah 530 peserta, namun yang dinyatakan lulus seleksi adalah 100 orang
Direktur Eksekutif Mini University, Iqbal Saputra merinci jumlah pendaftar untuk angkatan Batch 14 sebanyak 530 pendaftar, dari hasil seleksi dan kuota yang disediakan maka dinyatakan lulus seleksi sebanyak 100 pelaku UMKM dan IKM yang berasal dari berbagai kabupaten kota yang ada di Kalimantan Timur.
“Kami mengadakan seleksi yang ketat, mulai dari seleksi berkas, hingga wawancara, dan terpilih 100 orang peserta,” ujarnya
Menurut Iqbal, UMKM merupakan kelompok yang rentan di tengah situasi pandemi. Tak sedikit UMKM jatuh tengkurap akibat serangan pandemi corona. Hanya sedikit pelaku usaha yang mampu bertahan, kendati demikian ada pula industri baru yang justru omsetnya bertambah, misal industri kerajinan, membuat masker, industri jasa titipan atau kurir dan beberapa industri kuliner yang justru mengalami perkembangan.
“Para pelaku UMKM harus lebih kreatif lagi dalam memasarkan produknya ke masyarakat, apalagi saat ini, masyarakat lebih cenderung melihat produk dagangan melalui marketplace, dibutuhkan pemanfaatan teknologi terkini untuk itu,” ungkap Iqbal
Dikatakan Iqbal, Mini-U hadir dalam rangka membantu pelaku usaha agar mampu mengembangkan usahanya, dengan belajar bagaimana memasarkan produk melalui market place, pembuatan laporan keuangan yang rapi dan terstruktur, membuat kemasan menarik, serta bagaimana cara menilik segmen pasar yang tepat.
Baca juga Miniu Pacu UMKM
“Pelatihan ini tidak dipungut biaya, semuanya gratis untuk pelaku usaha. Kita akan bimbing bahkan sampai dengan proses perijinan seperti PIRT, BPOM atau sertifikat halal MUI. Ini program peningkatan kewirausahaan yang diinisiasi oleh Bank Indonesia,” tegasnya
Saat ini kata Iqbal, para pelaku UMKM memang kebanyakan adalah ibu-ibu yang mayoritas belum sepenuhnya mengerti menjual produk melalui Marketplace. Bagi mereka, menjual produk melalui Online bisa dilakukan di aplikasi Chatting WhatsApp, media sosial Facebook dan lainnya.
“Makanya itu nanti ada materi khusus untuk itu (marketplace), saat ini jangkauan Marketplace bagi para pelaku usaha sangat tinggi sehingga dari segi penjualan juga bisa meningkat dari sebelumnya,” katanya
Sebagai informasi, kuliah perdana Mini University Bank Indonesia telah diadakan di aula pertemuan Kantor Dinas Perindustrian Kota Samarinda dan dibuka oleh Kepala Dinas, Muhammad Faisal. Kegiatan dibagi menjadi empat sesi, dihadiri 25 orang persesinya. Peserta menggunakan masker, faceshield dan hand sanitizer yang dibagikan oleh panitia pelaksana, serta duduk dengan posisi kursi yang berjarak.
Pewarta Ahmad Syahir