Bontang, Linimasa.co — Sembari memotong ayam menjadi 12 bagian, Azis menjerit betapa lesunya penjualan ayam potong selama Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ini melanda.
“Parah dek, tidak mengerti bagaimana sudah nanti ini,” ujar Azis, lirih.
Azis adalah salah satu pedagang di Pasar Rawa Indah Bontang. Menurut penuturannya, penjualan ayam potong terjun bebas. Setidaknya dimulai akhir Maret 2020 lalu, hingga memasuki pertengahan April 2020.
Di waktu normal, Azis dapat menjual 50-60 potong ayam saban harinya. Tapi kini, jauh. Jangan bicara setengah dari 60 potong : 30. Mampu menjual hingga 15 potong saja sudah terlampau banyak di masa-masa kelam ini.
“Bahkan pernah cuma 10 (Potong) aja ayam dijual. Sepinya (Pasar) bukan main,” beber Azis kala disambangi Linimasa.co di kiosnya, Rabu (15/4/2020) pagi.
Bukan hanya Azis yang mengalami lesunya penjualan di pasar selama COVID-19. Syamsul Alam, pedagang bawang merah juga mengalami kelesuan serupa.
Sejak pandemi corona melanda, penjualan bawang merah merosot hingga 40 persen. Dia tak bisa menaksir penurunan dari sisi kuantitas bawang yang diperdagangkan. Namun ia melihatnya dari sisi pendapatan.
Di hari normal, di kiosnya “Toko Thair” dapat meraup pendapatan sekitar Rp 5 juta per hari. Kini pendapatan susut 40 persen, atau sekira Rp 3 juta.
“Turun, dek. Adalah 40 persen,” ujarnya.
Menanggapi keluhan itu, Kabid Ketahanan Pangan DKP3 Bontang Debora Kristiani menuturkan, kelesuan memang terjadi selama pandemi ini. Secara umum harga dan stok pangan di Kota Taman terpantau aman. Bahkan beberapa bahan pokok seperti bawang merah, ayam potong, dan bawang putih mengalami penurunan. Namun daya beli masyarakat memang menunjukkan penurunan. Ini kemudian mengakibatkan penjualan barang rendah kendati harganya turun.
“Kita enggak bisa apa-apa. Karena kelesuan ini terjadi di hampir semua aspek. Tugas kami (DKP3 Bontang) ialah terus memastikan pangan aman dan harga terjangkau,” ujar Debora Kristiani kala ditemui Linimasa.co disela-sela monitoring di Pasar Rawa Indah, Rabu (15/4/2020) pagi.
Melihat kondisi ini, Debora kemudian mengimbau masyarakat tidak memborong barang, membeli sesuai kebutuhan, dan jangan sekali-kali menimbun barang (Ini khusus untuk distributor dan pedagang). (adv/F22)
Laporan Fitto