Kukar, linimasa.co – Guna memutus rantai penyebaran virus Corona Sars 2 atau Covid-19, Pemerintah telah menghimbau masyarakat untuk tidak mengadakan kegiatan yang mengumpulkan banyak massa.
Namun himbauan tersebut terkesan dianggap angin lalu bagi sebagian masyarakat. Bahkan diantara mereka ada yang masih nekat menggelar acara ditengah pandemi Corona. Walaupun dilakukan secara diam-diam.
Seperti halnya yang terjadi di desa Kutai Lama, kecamatan Anggana, kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). Tim Gugus Tugas Covid-19 bersama TNI, Polri dan Masyarakat membubarkan acara resepsi pernikahan yang diadakan salah satu warga.
Kepala Bidang Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Anggana Dedy Wahyudiansyah mengungkapkan, awalnya sepasang kekasih yang menikah memutuskan hanya melaksanakan Ijab Kabul di Kantor Urusan Agama (KUA) pada Minggu (12/04/2020).
Acara Ijab Kabul masih mendapat izin dengan syarat hanya dihadiri oleh enam orang, yaitu kedua mempelai dan dua orang tua dari masing-masing pasangan.
Setelah melaksanakan Ijab Kabul orang tua mempelai wanita meminta izin untuk agar dapat mengadakan selamatan untuk kalangan keluarga dekat. Karena yang dijelaskan hanya acara keluarga kecil-kecilan maka diizinkan oleh pihak KUA.
“Warga itu berbohong dengan satgas dan ketua RT-nya. Ternyata resepsi pernikahan lengkap dengan pelaminan. Hanya tidak ada musik saja,” ungkap Dedy, Rabu (15/4/2020).
Undangan yang hadir pun semakin banyak bahkan ada yang jauh-jauh datang dari luar daerah seperti Samarinda dan Tenggarong.
“Berkat koordinasi yang baik, akhirnya resepsi pernikahan itu kita bubarkan. Di tim gugus tugas ada semua, mulai dari pemerintah, TNI, Polri, masyarakat, bahkan KUA,” ujar Dedy.
Dedy menjelaskan Tidak ada penolakan dari keluarga kedua mempelai saat acara tersebut dibubarkan. Hal itu dikarenakan pihak penyelenggara telah memahami himbauan pemerintah untuk tidak mengadakan acara disaat pandemi wabah corona. Pihak keluarga hanya meminta foto-foto saat pembuatan tidak disebar agar tidak viral.
“Makanya dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, berbohong kalau itu selamatan, sebenarnya mereka tahu dan sadar akan himbauan itu,” katanya.
Tugas tim Gugus Tugas Covid-19 memang tidak mudah bahkan semakin
berat karena pengetatan sosial sudah dilaksankan kurang lebih sebulan. Sebagian warga ada yang mulai berfikir untuk melakukan kegiatan, meski masih dilarang.
“Ini yang penting kita lakukan, koordinasi hingga tingkat desa, bahkan RT, agar potensi penularan Covid-19 bisa kita cegah sehingga pandemi bisa segera berakhir dan masyarakat bisa hidup normal,” tutup Dedy. (H43)