Bontang, Linimasa.co — Sudah menjadi rahasia umum, berbagai pangan yang dikonsumsi publik, semisal sayur-mayur dan buah-buahan mengandung berbagai bahan kimia. Ini praktik umum dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit pada tumbuhan. Juga untuk mempercepat masa produksi.
Jadi soal, sebab pangan yang mengandung bahan kimia mengancam kesehatan bila dikonsumsi dalam jangka panjang. Sebabnya, memenuhi kebutuhan pangan sendiri dari ‘rumah’ cukup penting dilakukan.
Inilah yang senantiasa dikampanyekan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang kepada masyarakat. Mengguggah kesadaran bahwa ketahanan pangan bisa dibangun dari rumah. Dengan menyulap pekarangan rumah. Atau memanfaatkan lahan-lahan kosong dekat kediaman untuk menanam sayur-sayur dan buah-buahan.
‘’Kami ingin saling berbagi wawasan dan pengetahuan ke masyarakat tentang pentingnya pangan aman,’’ ujar Kabid Ketahanan Pangan DKP3 Bontang Debora Kristiani kala membuat video sosialisasi dari program Aksi Perubahan di Kampung Masdarling Kelurahan Telihan, Kecamatan Bontang Barat belum lama ini.
Materi video itu berisi cara menanam yang baik dan pembuatan pestisida nabati atau alami. Nantinya video sosialisasi itu dibagi ke grup WhatsApp. Yang didalamnya terdapat kelompok dasa wisma, posyandu, PKK dan kelompok pemberdayaan perempuan lainnya di Bontang.
Salah satu cuplikan video edukasi oleh DKP3
Debora menjelaskan, praktik budidaya pertanian modern kerap menggunakan bahan kimia melebihi dosis. Itu menyebankan pangan segar asal tumbuhan menjadi tidak aman dikonsumsi.
‘’Paling marak digunakan produsen pangan berbasis tumbuhan itu pestisida,’’ beber Debora.
Pestisida terdiri dari beberapa jenis sesuai kegunaannya. Semisal herbisida untuk pemberantasan gulma – tumbuhan penggangu—pada tanaman. Fungisida untuk memberantas jamur pada tanaman. Bakterisida untuk menghindari bakteri pada tanamanan. Serta berbagai zat kimia lain yang kerap digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit di tanaman.
Penggunaan bahan kimia berlebih baru satu soal. Belum lagi cemaran mikrobiologi akibat pasca panen yang tidak aman dan sehat. Kata Debora, pangan aman mestinya tak terkontaminasi bahan-bahan kimia yang berpotensi menggangu kesehatan konsumen akhir.
“Bahaya yang ditularkan melalui makanan dapat bersifat mikrobiologis, kimia, atau fisik dan sering tidak terlihat oleh mata, seperti bakteri, virus, atau residu pestisida,” pungkasnya. (adv/f14)