linimasa.co – Rombongan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora yang baru pulang dari kunjungan kerja (Kunker) di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, langsung disambut oleh tim medis dari Dinas Kesehatan Blora saat tiba di terminal Pandangan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur untuk dilakukan cek kesehatan.
Tes kesehatan yang dilakukan adalah pengukuran suhu tubuh. Usai diukur suhu tubuhnya, kemudian disemprot menggunakan cairan khusus untuk menekan penyebaran virus Corona (COVID-19).
Namun anehnya beberapa anggota DPRD yang tergabung dalam rombongan tersebut menolak untuk di tes kesehatannya. Bahkan anggota DPRD sempat cekcok dengan petugas Kesehatan.
Warsit, Anggota DPRD Blora dari Fraksi Hanura mengatakan bahwa dirinya keberatan diperiksa dan mempertanyakan standar operasional (SOP) pemeriksaan. Apalagi yang diperiksa adalah anggota DPRD yang disebutnya setingkat dengan Bupati.
“Kalau dianggap bahwa masyarakat dari luar kota diperiksa, lha kowe angger bengi nyegati bis luar kota kuwi (lha kamu setiap malam harus menghadang bus luar kota itu)? Saya pengawas lho. Kalau bupati dari Yogya sana sama bojone (istrinya), mbok priksa ndak (kamu periksa tidak)? Kami setingkat bupati. Wakil bupati sama anak istrinya dari Jakarta, mbok priksa ndak (kamu periksa tidak)?, kita ini DPRD setingkat Bupati, bukan anak gembala” ujar Warsit.
Senada dengan Warsit, Ketua DPRD Blora dari PDIP, Dasum merasa tidak pantas bila anggota dewan dengan SOP yang tidak jelas dan dilakukan di luar daerah Blora.
“Ayo pindah ke RSUD saja. Jangan di sini,” tegas Dasum.
Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto menyarankan tindakan pencegahan penyebaran virus COVID-19 dari Pemkab Blora berupa pengecekan kesehatan, juga dilakukan terhadap seluruh warga yang masuk wilayah Blora.
“Tentunya harapan kita, tidak hanya kepada kita saja, tetapi juga warga masyarakat yang mungkin bekerja di luar kota kan juga ada, yang jadwalnya pulang dari Jakarta dari Kalimantan atau di wilayah luar negeri yang masuk ke Kabupaten Blora pun, menurut saya juga harusnya diperlakukan sama,” kata Siswanto.
Rombongan Anggota DPRD itu pun akhirnya masuk kembali ke dalam kendaraan dan mengatakan akan memeriksa diri di RSUD Cepu. Tetapi saat petugas kesehatan menunggu di halaman RSUD Cepu, bus yang membawa rombongan anggota dewan itu tidak kunjung datang.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dan Permukiman (P3PLP) Dinkes Blora, Sucipto, mengatakan meskipun ada beberapa anggota dewan yang menolak diperiksa, namun pihaknya tetap akan melakukan pemeriksaan ke seluruh anggota dewan dengan cara mendatangi rumahnya masing-masing.
“Tadi sudah ada 14 orang yang kita periksa dan hasilnya masih aman, suhu tubuhnya normal semua. Sisanya belum diperiksa. Untuk yang belum ini akan kami datangi ke rumahnya satu-satu. Statusnya adalah ODP atau Orang Dalam Pemantauan. Kita berharap semoga baik baik saja,” terang Sucipto.
Dari Informasi yang didapat, kunjungan kerja anggota DPRD Blora yang dilaksanakan selama 4 hari terhitung sejak hari Senin kemarin. Dari 45 anggota di DPRD Blora, 37 anggota ikut kunjungan kerja ke Lombok. Beberapa di antaranya terlihat mengajak istri dan anaknya.
Tujuan DPRD Blora melakukan kunjungan kerja ke Lombok untuk studi banding alat kelengkapan dewan (AKD) non-komisi. (H24)