Kukar, linimasa.co – Penemuan terumbu karang di lepas pantai Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar)merupakan suatu anugrah yang tidak ternilai harganya baik ekosistem laut maupun bagi kehidupan manusia.
Namun saat ditemukan banyak terumbu karang yang rusak. Saat Mansur, Ketua Pokmaswas Bina Lestari Jaya dan rekannya Muchlis Effendy yang juga Dosen Ilmu Kelautan dan Perikanan Unmul melakukan survei terumbu karang yang tersisa hanya 30%.
Bahkan saat Mansur dan Muchlis sedang menyelam di salah satu spot terumbu karang, mereka dikejutkan dengan suara dentuman keras sejauh empat kilometer.
“Langsung kami cari dan telusuri. Kami lihat ada kapal kecil, setelah didatangi malah langsung kabur,” cerita Mukhlis.
Mereka lalu menyelam di daerah tersebut dan terkejut melihat terumbu karang yang rusak parah akibat bom yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan.
“Ikan biji Nangka dan ikan kembung terkapar, tulang rusuknya patah. Kami pastikan itu akibat bom ikan,” kata Mukhlis.
Untuk menjaga agar tidak semakin rusak Mansur dan Muchlis kini fokus menjaga dan melestarikan terumbu karang. Tidak hanya itu mereka juga berupaya mengedukasi nelayan agar turut menjaga terumbu karang.
“Kami yakin dan percaya, biota laut terutama ikan butuh tempat bertelur dan mencari makan. Nah, terumbu karang itulah tempatnya,” ujar Mansur.
Nelayan setempat juga turut dilibatkan dalam menjaga kawasan tersebut. Edukasi yang dilakukan berhasil membuat nelayan di Kecamatan Muara Badak ikut terlibat menjaga terumbu karang.
“Anggota kami, anggota Pokmaswas adalah teman-teman nelayan, mereka intelejen kami, jadi kalau mereka melihat hal yang mencurigakan, akan langsung melapor ke kami,” terang Mansur.
Kukar Miliki Potensi Besar Terumbu Karang
Mukhlis mengungkapkan hasil penelitiannya dalam beberapa tahun mengenai potensi terumbu karang di pesisir pantai Kukar yang terbentang dari kecamatan Muara Badak hingga ke kecamatan Marangkayu.
Lokasi terdekat, kata Mukhlis berada 5 kilometer dari bibir pantai. Sedangkan yang terjauh mencapai 25 kilometer.
“Kedalamannya mulai dari 3 meter hingga 45 meter di bawah permukaan laut,” jelasnya.
Ia mengatakan saat air surut tidak perlu menyelam untuk melihat keindahan terumbu karang, pengunjung hanya perlu menggunakan alat snorkling.
“Tapi harus diperhatikan waktu penyelaman. Kalau salah waktu, bisa-bisa kondisi di bawah air keruh,” katanya.
Mengenai keindahan terumbu karang ia mengatakan setiap spot berbeda dan memiliki kondisi serta keunikannya masing-masing.
“Di spot Batu Hiu itu karangnya bagus, kalau beruntung bisa ketemu hiu. Hiu itu bagi seorang penyelam sesuatu yang sangat ikonik. Sementar di spot Batu Bom, hamparan karangnya luas,” katanya.
Hingga saat ini masih dilakukan upaya untuk merehabilitasi terumbu karang termasuk transpalansi dan terus mengedukasi masyarakat agar dapat menjaga bersama.
Dapat Perhatian Pemerintah Daerah
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kukar, Dadang Supriatman mengatakan Pemerintah Kabupaten akan selalu mendukung pelestarian terumbu karang.
“Pemerintah telah mengambil langkah khusus demi pelestarian terumbu karang yang ada di Kukar, termasuk memberikan bantuan alat selam dan kapal,” ungkap Dadang.
Ia menambahkan upaya pelestarian terumbu karang juga didukung oleh berbagai pihak. Ia pun berharap rehabilitasi terumbu karang dapat berjalan dengan baik mengingat sangat penting keberadaannya bagi ekosistem laut.
“Ada berbagai pihak yang turut membantu pelestarian terumbu karang. Karena tidak hanya sangat penting bagi ekositem, keberadaan terumbu karang juga berpotensi menjadikan perairan Kukar sebagai wisata bahari yang dapat mendatangkan wisatawan,” ujarnya.
Bahkan untuk memperkenalkan terumbu karang di pesisir sudah dilakukan promosi agar menarik wisatawan untuk berkunjung dan menikmati keindahannya.
Pewarta Herman