Kukar, linimasa.co – Kutai Kartanegara menempati posisi ketiga sebagai daerah dengan kunjungan tertinggi di Kalimantan Timur setelah Balikpapan dan Samarinda. Namun Kukar mendapatkan nilai lebih banyak untuk kualitas kunjungan.
Witontro, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kukar mengatakan dalam waktu setahun kunjungan ke Kukar dapat mencapai 1,6 hingga 1,9 juta. Sedangkan Balikpapan dan Samarinda masing-masing sebanyak 2,5 dan 2,3 juta kunjungan.
Keberadaan Balikpapan dan Samarinda sebagai daerah daerah yang paling banyak dikunjungi tidak lepas dari posisinya pintu masuk Provinsi Kaltim. Hal itu didasari dengan pencatatan kunjungan diterapkan berdasar indikator kedatangan di pintu masuk bandara.
Selain itu pencatatan kunjungan juga dilakukan berdasarkan tingkat okupansi di hotel serta kunjungan ke objek wisata.
“Maka dipastikan kunjungan wisatawan dari pintu masuk provinsi sangat banyak. Sedangkan di Kukar tidak ada bandara, hotel berbintang baru ada empat. Namun secara kualitas kunjungan ke Kukar lebih banyak,” ujar Witontro.
Pada tahun 2020, Kukar menjadi salah daerah yang terkena dampak parah pandemi covid-19. Sehingga harus menutup objek wisata dan membuat kunjungan ke Kukar menurun drastis.
“Objek wisata yang dikelola langsung oleh pemerintah sempat buka saat relaksasi tapi kita tutup lagi karena pandemi covid 19 meningkat. Namun destinasi wisata yang dikelola pihak swasta tetap buka dengan syarat menerapkan protokol kesehatan,”jelasnya.
Pembukaan objek wisata ditengah pandemi harus kembali dilakukan dengan sangat hati-hati demi mendongkrak kunjungan wisatawan.
Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Kukar harus memberi perhatian lebih serius. Berbagai evaluasi telah dilewati. Mulai dari pembatasan kapasitas pengunjung sebanyak 50 persen hingga 30 persen seperti saat ini.
Pembatasan yang diberlakukan hingga saat ini berjalan sangat efektif. Walaupun aktifitas pariwisata berjalan dengan penerapan protokol kesehatan masyakarakat tetap antusias.
“Mungkin selama ini bosan di rumah terus. Setelah dibuka kembali geliat kunjungan wisata terutama di daerah pesisir mencapai tiga kali lipat dari kunjungan sebelum pandemi,” ungkapnya.
Besarnya antusias publik untuk berkunjung ke tempat wisata di Kukar menjadi momen bagi Pemkab untuk menjalankan kebijakan Pemerintah Pusat.
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada bulan November-Desember 2020 menggulirkan program reaktivasi kunjungan dari luar daerah. Sektor pariwisata di Kukar diyakini akan kembali bangkit.
Itu terbukti saat momen cuti bersama beberapa waktu yang lalu. Pada saat libur bersama selama lima hari tersebut kunjungan wisatawan membludak. Apalagi destinasi wisata yang berada di daerah pesisir, seperti pantai Samboja dan pantai Lopi di Muara Badak. Biasanya kunjungan hanya seribu dalam sepekan, naik jadi tiga ribu sepekan
“Itu sudah kita rasakan. Apalagi dengan libur 10 hari nanti, kita harus bersiap diri,” lanjutnya.
Witontro pun mengingatkan mengenai pentingnya pengelola tempat wisata menegakkan disiplin protokol kesehatan.
Pada masa pandemi, hal tersebut mesti jadi perhatian serius dan menjadi poin penting dalam meningkatkan quality tourism experience. Memberi pengalaman berkesan selama berkunjung dan menikmati destinasi wisata di Kukar.
“Sehingga meski pergerakan kunjungan tak terlalu meningkat, secara kualitas wisatawan bisa lebih banyak tinggal dan spending money di Kukar. Karena menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, saat ini yang terpenting bukan lagi kunjungan secara kuantitas. Namun berdasar kualitas,” imbuhnya.
100 Kunjungan dalam Sehari
Sementara itu, pengelola Pantai Panrita Lopi, Daeng Lompo, mengatakan jika destinasi wisata yang berada di Kecamatan Muara Badak tersebut kembali dibuka sejak 15 Juni 2020, setelah beberapa waktu tutup karena pandemi covid-19. Setelah dibuka tingkat kunjungan benar-benar meroket.
“Alhamdulillah, baik Sabtu atau Minggu, bahkan setiap hari selalu ada orang. Dalam sehari paling sedikit 100 orang,” ujarnya
Pewarta Herman