Bontang, Linimasa.co – Kebutuhan bibit ikan berkualitas memang masih menjadi persoalan bagi nelayan Bontang. Persoalan utama ini terjadi lantaran budidaya dan pembibitan ikan masih kurang dilakukan di Bontang.
Hal ini dituturkan Kabid Perikanan Tangkap Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang, Syamsu Wardi belum lama ini. Usai menghadiri penutupan peningkatan kapasitas nelayan di Bontang Kuala.
Sebabnya, untuk memenuhi kebutuhan bibit ikan, nelayan Bontang meraihnya langsung dari alam (Laut). Jadi masalah, ujar Syamsu Wardi, bila ini dilakukan secara bekelanjutan bakal mengganggu keseimbangan ekositem mariritm.
“Kalau dalam jumlah besar ditangkap dan terus menerus, laut kita ekositemnya bisa tidak seimbang,” bebernya.
Selain itu, kendatipun nelayan memperoleh bibit ikan dari alam, maka kualitasnya pun tidak memenuhi standar. Ikan kualitas terbaik mesti diternak sejak bibit sudah harus berkualitas dan ukurannya sama (Tidak ada bibit ikan lebih berat atau sebaliknya), diberi pakan berkualitas, dan diberi perlakuan terbaik. Ini dilakukan karena bibit ikan ini nantinya bakal menjadi komoditi ekspor.
“Yang kita bicarakan ini untuk ikan ekspor yah,” ujar Syamsu Wardi.
Sebabnya untuk penuhi kebutuhan bibit ikan, nelayan Bontang memperolehnya dari Bali atau Situbondo. Jumlahnya bervariasi, mulai 1000 ekor hingga 15 ribu ekor.
“Itu periodik mereka ngirimnya. Misalnya kayak kerapu itu per 7 bulan,” ungkap Syamsu Wardi.
Untuk memenuhi kebutuhan lokal, mulai 2020 ini DKP3 Bontang perlahan akan mengalakkan pembibitan dan budidaya ikan. Selain untuk maksimalkan potensi maritim Bontang, juga karena UPT BBI di Tanjung Laut Indah sudah berada dibawah kendali Pemkot Bontang. (adv/f)