Samarinda, linimasa.co – Pernyataan Siswadi, Ketua DPC PDI Perjuangan Samarinda yang mempermasalahkan Andi Harun (AH) memilih Rusmadi Wongso sebagai pasangannya untuk maju pada Pilkada Samarinda 2020 ditanggapi oleh AH, Kamis (30/1/20).
Ketua DPD Partai Gerindra Kalimantan Timur itu menilai Siswadi telah mendiskreditkan dirinya sebagai bakal calon Walikota Samarinda.
AH mengatakan tidak ada aturan baik lisan maupun tulisan bahwa partai memiliki hak menentukan pasangan saat dirinya mendaftar di PDI Perjuangan.
“Saya cermati kalimat-kalimat yang terlontar pada konferensi pers tersebut diantaranya, bahwa saya melanggar. Di mana pelanggaran yang telah saya lakukan, tidak dijelaskan baik lisan dan tertulis,” ujar AH.
Padahal seharusnya sambung AH pada saat mendaftar disampaikan seseorang dikatakan melanggar dalam aturan apa. Dalam pendaftaran tidak ada sedikit pun yang mengatur bahwa tidak boleh menentukan pasangan.
Terlihat Makan Semeja
Setelah AH menyampaikan tanggapannya mengenai statement Siswadi melalui konferensi pers. AH bergegas menuju ruang sidang paripurna.
Sidang paripurna membahas Pergantian Antar Waktu (PAW) dari partai Gerindra, dapil Samarinda Seberang.
Usai pelantikan anggota DPRD. Tamu dan seluruh undangan menuju tempat makan siang. Di ruang khusus nampak Siswadi telah mengambil posisi di meja makan. Kemudian AH masuk di ruang makan.
Selanjutnya Wakil Ketua DPRD Samarinda Alphard Syarif. Mempersilahkan AH duduk satu meja dengan Siswadi. Dari pantauan awak media keduanya nampak dingin. Namun tetap bersahabat.
Siswadi Tak Beri Sinyal Dukungan AH dan Rusmadi
Hal itu dikarenakan Andi Harun dianggap tidak mengikuti aturan partai. Hal itu disampaikan oleh Siswadi saat diwawancarai oleh awak media di kantor DPRD Kota Samarinda, (30/1).
“Kan diusung oleh partai jadi harus ikut aturan partai bukan mengusung duluan. Jadi bukan mendiskreditkan, tapi karena mendaftar jadi harus menunggu,” ujar Siswadi.
Siswadi menyampaikan bahwa AH memang mendaftar sebagai kandidat yang akan diusung oleh PDIP. Maka menurut Siswadi seharusnya menunggu hasil keputusan, namun AH deklarasi duluan.
“Analoginya itu kandidat mengusung partai, atau partai mengusung kandidat, kan simpel,” ujarnya.
Siswadi menjelaskan semua pasangan dapat perlakuan yang sama tidak ada yang di diskriminasi.
“Makanya saya tegaskan ke calon yang lain jangan kelajuan,” katanya.
Ditanya apakah PDIP akan mengusung calonnya sendiri dari internal. Siswadi menampik, karena perahunya sudah jalan.
“Saat ini PDI Perjuangan, memproses calon yang sudah masuk sembari menunggu keputusan dari pusat,” tutupnya.
Reporter Herman I Editor Chai