Bontang, Linimasa.co — Publik Bontang tak perlu risau akan stok beras di kota kendati pandemi virus corona belum mereda. Tak perlu juga memborong atau melakukan pembelian karena panik (Punic buying). Sebab stok beras di Bontang diproyeksi cukup memenuhi kebutuhan setidaknya hingga akhir bulan ini.
Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang melakukan monitoring ke distributor, pedagang, dan jaringan ritel yang tersebar di seluruh Bontang. Dari sana diketahui, stok beras Bontang per 4 April 2020 berada di angka 692,9 ton. Ini dinilai cukup memenuhi kebutuhan publik setidaknya hingga akhir bulan ini.
‘’Beras untuk bulan April kami jamin stoknya aman,’’ ujar Kabid Ketahanan Pangan DKP3 Bontang, Debora Kristiani kala dihubungi Linimasa.co melalui sambungan telepon, Selasa (7/4/2020) pagi.
Jumlah beras yang masuk ke Bontang sepanjang Januari-Maret 2020 berjumlah 3,483 ton. Sementara konsumsi di periode sama 2,790 ton. Sehingga masih menyisakan 692 ton untuk bulan April.
Baik distributor besar atau pedagang biasa mendatangkan beras saban pekan. Untuk distributor, biasa membawa 30-40 ton beras ke Bontang. Pedagang biasa mendatangkan 8 ton per pekannya.
Dengan stok yang sudah ada untuk April, ditambah beras yang dalam proses pengiriman ke Bontang. DKP3 berkesimpulan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan selama April 2020.
‘’Bahkan untuk beras bulan depan (Mei) sudah dipersiapkan jauh hari. Jadi tidak perlu khawatir karena stok beras kita aman,’’ beber Debora.
Lebih jauh, Debora mengakui untuk distribusi beras dari luar daerah ke Bontang memang menemui sedikit hambatan. Tingginya permintaan beras di daerah-daerah menjelang ramadan, membuat antrian di kapal cukup panjang.
Kemudian soal harga. Memang ada tren kenaikan menjelang ramadan ini. Akhir Maret, rata-rata beras dibanderol Rp 11.730 per kilogram. Memasuki pekan perdana April, naik menjadi Rp 12.167.
‘’Beras memang naik. Sekitar Rp 500-Rp 1.000 per kilo. Tapi kami rasa itu masih terkontrol harganya. Terpenting stok kita ada, harganya juga terjangkau,’’ bebernya.
Kendati beras di pasaran aman, Debora kembali mengingatkan publik agar tak menimbun, memborong, dan melakukan pembelian karena panik. Sebab itu yang justru akan memicu kelangkaan dan melambungnya harga.
‘’Beli sesuai kebutuhan saja. Meski pandemi belum reda, kami terus mengupyakan pangan kita aman. Baik stok dan harganya terkendali,’’ Debora mengakhiri. (adv/F12)
Reporter Fitto | Editor Dhepta