Samarinda, linimasa.co – Setelah berhasil menyelenggarakan seleksi pemilihan mahasiswa berprestasi (Pilmapres) UMKT tahun 2020, melalui media online aplikasi google meet, Senin (15/06/20).
Panitia telah memutuskan satu orang yang lolos dari 9 peserta yang terdaftar mewakili program studi dari masing-masing jurusan. Awalnya kegiatan ini direncanakan berlangsung secara offline. Namun karena Pandemi Covid-19 yang belum juga hilang. Panitia pelaksana tetap menyelenggarakan melalui virtual.
“Panitia telah berupaya menyelenggarakan acara secara offline. Namun karena Covid-19 dan peserta berada di kampung. Sehingga seleksi tetap dilakukan namun dalam bentuk online,” ujar Andri Praja Satria selaku Kabag Kemahasiswaan UMKT.
Meskipun melalui virtual, Andri tetap memastikan jika seleksi dilakukan secara objektif. Serta berharap, bagi siapapun yang berhasil mengamankan tiket kemenangan, Andri berpesan agar mempersiapkan diri di jenjang berikutnya.
“Saya sampaikan bahwa dewan juri harus memberikan penilaian yang objektif. Mahasiswa yang telah terpilih, dia akan mewakili UMKT di tingkat yang lebih tinggi dan akan membawa nama baik UMKT,” tambahnya.
Dari hasil putusan dewan juri telah mengumumkan satu orang yang berhasil mengamankan tiket lolos ke tahap berikutnya, ia adalah Aman Darmawan, mahasiswa Prodi S1 Hukum.
Meskipun telah dinyatakan sebagai pemenang, yang lolos mewakili universitas. Bukan berarti tidak ada kendala baginya, Aman menyampaikan bahwa tahapan seleksi melalui online tidaklah cukup mudah, ia juga mengalami beberapa Kendal teknis.
“Tahapan seleksi secara online bagi saya sendiri cukup banyak kendala, terutama pada saat seleksi berkas seperti sertifikat, sebab sertifikat yang saya punya semuanya saya tinggal di Samarinda sementara saya berada di kampung halaman. Kendala lainnya juga berkenaan dengan koneksi yang terkadang tidak stabil dan cukup menjadi kekhawatiran pada saat acara berlangsung kemarin,” ujarnya saat dikonfirmasi media.
Namun di sisi lain dirinya juga merasa bersyukur karena melalui seleksi online ia beserta teman-temannya yang lain bisa tetap mengikuti seleksi.
“Tapi saya bersyukur seleksinya secara online, ini menguntungkan bagi kami-kami para mahasiswa yang berada di kampung, kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut jadi terbuka bagi seluruh mahasiswa,” tambahnya.
Setalah lolos dengan karya ilmiahnya. Aman kini bersiap menuju persiapan berikutnya. Aman menyebutkan, bahwa tahapan yang berat saat melalui tahapan seleksi berada pada tes wawancara bahasa Inggris.
“Untuk karya ilmiah saya, mengangkat tema yang ditentukan “Revolusi Industri 4.0” saya mencoba mengambil fokus pada pendidikan. Dengan judul “Pendidikan Dialektika di Era Revolusi 4.0″. Untuk tahapan yang cukup berat menurut saya adalah wawancara bahasa Inggris. Selanjutnya yang pasti saya akan memperbaiki kemampuan bahasa Inggris saya. Kemudian menyiapkan mental, sebab selanjutnya akan melawan gagasan teman-teman kampus lain yang gagasannya mungkin lebih mapan,” terangnya.
Ade Ismail selaku panitia seleksi membenarkan, bahwa dari peserta yang mengikuti seleksi kemampuan bahasa Inggrisnya terbatas. Untuk itu dia menyampaikan, bahwa bahasa Inggris tidak hanya untuk mahasiswa jurusan tersebut saja.
“Penting untuk kita sadari bahwa mampu berbahasa Inggris itu tidak hanya wajib untuk mahasiswa Bahasa Inggris, tapi juga wajib untuk seluruh bidang ilmu. Karena dengan mampu berkomunikasi dengan bahasa international maka batasan-batasan kita akan semakin kecil, dengan ini tentunya kesempatan kita menjadi lebih besar,” ucap pria berkacamata tersebut.
Untuk tahapan berikutnya, Aman akan mengikuti seleksi Pilmapres kembali dalam ajang mahasiswa se-Kalimantan.