Samarinda, linimasa.co – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan penurunan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2019 salah satunya disebabkan karena terjadi penurunan lifting Migas di Blok Mahakam.
Dwi Soetjipto selaku Kepala SKK Migas mengatakan Blok Migas yang kini dikelola Pertamina itu mengalami decline rate lifting (penurunan) yang cukup tinggi sehingga terjadi penurunan lifting Migas hingga 15.000 barel per hari.
Di Mahakam ada minus 15.000 (barel per hari) yang terjadi karena adanya beberapa decline lebih tinggi, hasil ada pengeboran beberapa kali yang enggak sukses,” tutur Dwi, dikutip dari lamanya kompas.com
Bila mengutip data dari Kementerian ESDM, realisasi PNBP sektor migas sepanjang tahun lalu hanya mencapai Rp 115,1 triliun, dari target APBN 2019 Rp 159,8 triliun.
Dwi mengatakan ada beberapa insiden selain merosotnya produksi di Blok Mahakam yang juga menyebabkan realisasi lifting migas tidak mencapai potensinya.
“Seperti insiden penghentian proyek Pertamina Hulu Energi (PHE) di sekitar anjungan lepas pantai YYA Blok North West Java (ONWJ), lalu PHE Oses, Medco Natuna dan Pertamina EP,” kata Dwi.
Agar tidak terulang berbagai strategi sudah disiapkan oleh SKK Migas. Misal saja, pengawasan jangka panjang laporan kerja Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS).
“Peningkatan aktivitas kerja jangka panjang. Kami harap akhir bulan ini ada launching strategi baru dari KKKS,” ucapnya (HH)
Reporter Herman I editor Dhepta