Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Bontang, menyelenggarakan penyuluhan Pengendalian Hama Terpadu ( PHT) pada tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan. Penyuluhan diikuti 25 orang peserta yang kesemuanya adalah kelompok binaan DKP3. Kegiatan yang dilaksanakan selama sehari penuh, Senin, (17/2/20), berlangsung di Gedung Dinas DKP3, Jalan, Moch Roem, Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan.
Kepala Bidang Pertanian DKP3 Bontang H. Ali Akbar menjelaskan, penyuluhan tentang pengendalian hama secara terpadu merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Bontang dalam memberdayakan masyarakat agar produktifitas tanamannya meningkat, berdaya saing tinggi dan bernilai ekonomis.
“Apabila petani mampu mengendalikan hama, tentu saja para petani dapat meningkatkan pendapatannya dari hasil panen yang sehat” papar Ali.
Sementara sebagai narasumber dalam kegiatan penyuluhan adalah Ertha Dwi Prasetyani dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur menyampaikan kepada peserta bahwa ketergantungan petani pada pertisida berbahan kimia perlu dikurangi,pasalnya penggunaan pestisida kimia mampu merusak lingkungan dan pemakaian berlebihan berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Manfaat menggunakan pestisida nabati, kesehatan petani lebih terjamin dan biaya produksi jadi lebih rendah, tapi mendapatkan hasil yang setara dengan ketika mereka menggunakan pestisida kimia,” ucapnya didepan para peserta.
Menurutnya, menumbuhkan tanaman tidak hanya tergantung dengan penggunaan pestisida berbahan kimia namun bisa menggunakan bahan lain yang lebih ramah lingkungan, tidak berbahaya pada manusia dan berbahan nabati.
“Di sini kita mengenalkan kepada para petani untuk melestarikan lingkungan dengan cara mengurangi residu penggunaan pestisida berbahan kimia. Mendorong petani mengunakan pestisida berbahan nabati yang bisa mereka olah sendiri dari bahan-bahan yang berada di sekitar mereka,” terangnya.
Pengendalian yang tepat
digunakan adalah dengan cara pengendalian hama terpadu (PHT). Selain
itu dirinya mengatakan, materi yang disampaikan pada peserta adalah dengan
memperkenalkan teknologi non-pestisida yang menggunakan agen hayati, fisik
mekanik dan penanaman refugia yang sangat membantu pengendalaian khusus hama
pada tanaman.
Produk yang dihasilkan dari
pestisida, bisa mengakibatkan resiko pada refugia yang tinggal di beberapa
prudak pertanian dan hal tersebut sangat membahayakan bagi tubuh.
Perlu penyatuan persepsi dikalangan masyarakat tentang pentingnya prinsip budidaya tanaman sehat, pengendalian hama alami yang dimulai dari awal penanaman bibit hingga masa akan panen. (adv/f)
Reporter Audric I Editor Chai