Samarinda, linimasa.co – Dialogika kembali menggelar diskusi Ke-III bertema, “Peran Kebijakan Pemerintah dan Partisipasi Masyarakat Kaltim dalam Penanggulangan Covid-19”. Dialog yang diikuti peserta sebanyak 90 orang ini, menghadirkan pembicara Dahnil Anzar Simanjuntak selaku Jubir Menteri Pertahanan RI dan Jauhar Efendi selaku Plt. Asisten I Sekprov Kaltim.
Dalam pemaparannya Jauhar mengatakan Pemprov Kaltim tak henti-hentinya terus bergerak dalam percepatan penanganan virus Corona (Covid-19). Berbagai kebijakan yang dilakukan diarahkan untuk penanganan dan dampak yang ditimbulkan Covid-19 sesuai arahan Pemerintah Pusat.
“Pemprov telah melakukan langkah kebijakan sesuai kewenangan yang diberikan pemerintah pusat,” ujarnya dalam diskusi Dialogika yang diadakan secara virtual, Sabtu (9/5/20).
Beberapa hal telah dilaksanakan, diantaranya melakukan refocusing anggaran untuk penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial dan dampak ekonomi. Besaran awalnya hanya Rp388,58 miliar ditetapkan realokasi penanganan Covid-19 ditingkatkan hingga Rp500 miliar.
Bahkan, Pemprov juga melakukan langkah penanganan virus ini, salah satunya menjadikan Bapelkes Dinkes Kaltim sebagai tempat karantina.
Begitu pula, jika dibutuhkan Asrama Haji Batakan sebagai tempat karantina.
“Pemprov telah menyiapkan pemenuhan kebutuhan RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda dan RSUD Kanujoso Djatiwibowo sebagai rumas sakit rujukan penanganan Covid-19,” jelasnya.
Terkait kemungkinan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kaltim, Jauhar mengatakan bahwa hal tersebut kemungkinan dapat diberlakukan. Bahkan jauh sebelumnya menurutnya Kaltim telah menetapkan kebijakan local lockdown atau isolasi terbatas untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Hanya saja, karena itu kebijakan pusat sehingga kebijakannya dianulir.
Pada kesempatan berikutnya Dahnil mengatakan bahwa Covid-19 merupakan ancaman non militer atau perang semesta. Karena penyebaran virus mengikuti pergerakan masyarakat.
“Bagi menteri pertahanan penanganan Covid-19 bak perang seperti musuh yang tak terlihat. Sehingga disebut sebagai perang semesta. Perang semesta adalah melibatkan seluruh masyarakat untuk bersama-sama melawan. Masyarakat sebagai garda terdepan, benteng terakhir adalah tenaga kesehatan,” terangnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kementerian pertahanan serius dalam melawan virus Corona. Hal itu diwujudkan dengan memberlakukan work from home (WFH), bagi seluruh tenaga di lingkungan Kemenhan. Selain itu sebagai upaya lain Kemenhan melakukan kerjasama dengan berbagai negara.
“Kementerian pertahanan telah memberlakukan kerjasama dalam penjemputan APD dari negara lain. Selain itu kami semua telah bekerja dari rumah semenjak awal. Untuk mencegah Pandemi ini maka tetap tidak berpergian pulkam (red), karena hal tersebut sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” tambah Dahnil.
Berbagai macam pendapat dan saran yang disampaikan oleh peserta membuat diskusi tersebut menjadi catatan penting bagi Pemrov Kaltim. Jauhar menyampaikan, bahwa hasil dari dialog akan disampaikan kepada pimpinan.
“Adapun masukan yang diperoleh akan disampaikan ke pimpinan sebagai bahan pendukung pembuatan kebijakan ke depan,” jelasnya.