Bontang, Linimasa.co – Produksi ikan jenis baronang lingkis, atau lebih akrab di telinga publik Bontang sebagai ikan bawis terus mengalami peningkatan. Setidaknya bila melihat produksi dalam kurun waktu 3 tahun belakangan (2017-2019), Senin (13/4/2020).
Dikatakan Kepala UPT BBI Tanjung Limau, Robyasai Manassa Mallisa menjelaskan, ini sejatinya selaras dengan peningkatan ikan di Bontang untuk periode sama (2017-2019-red).
‘’Produksi ikan 3 tahun ini meningkat. Kalau produksi harian sekitar 8 ton,’’ ujar Robyasa kala disambangi Linimasa.co di UPT BBI Tanjung Limau belum lama ini.
Produksi bawis di 2017 mencapai 12.945 ton. Tahun berikutnya, 2018, tumbuh menjadi 13.892 ton. Dan di 2019 pertumbuhan lebih 5 ribu ton, menjadi 18.761 ton.
Roby— akrabnya, menjelasakan, sebagian besar produksi bawis untuk memenuhi kebutuhan konsumen lokal (Bontang).
Di Bontang, ikan bawis tak sekadar untuk konsumsi pangan sehari-hari. Lebih dari itu, ikan jenis ini memiliki nilai historis cukup tinggi. Sebabnya sejumlah kuliner khas Kota Taman menggunakan bawis sebagai bahan baku utama. Katakanlah menu gammi bawis.
“Konsumsi bawis di Bontang memang tinggi. Karena bisa dibilang, bawis itu idolanya lah orang Bontang,” terang Roby.
Juga, ikan ini mulai banyak diolah sebagai buah tangan khas Bontang. Semisal ikan bawis kering, dan kripik ikan bawis aneka rasa.
“Sekarang olahan bawis uda macam-macam,” katanya.
Sebagai informasi, angka produksi ikan di Bontang tahun 2017 mencapai 1,4 juta ton. Memasuki tahun 2018, ada kenaikan cukup dramatis. Produksi menyentuh angka 2,3 juta ton. Data terakhir pada 2019, produksi terus tumbuh. Hingga melampaui angka 3,1 juta ton.
Produksi ikan terbesar didominasi jenis ikan pelagis atau ikan laut tengah. Jenis ikan yang kerap hidup secara bergerombol (Schooling). Tongkol, cakalang, dan layang kokoh di deretan atas dengan jumlah produksi terbesar dalam 2017-2019. (Adv/F19)