linimasa.co – Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak dan mengecam kesepakatan normalisasi hubungan Israel dan Uni Emirat Arab yang difasilitasi Amerika Serikat.
“Pimpinan Palestina menolak dan mengecam pernyataan trilateral Uni Emirat Arab, Israel, dan Amerika yang mengejutnya itu,” kata Nabil Abu Rudeineh, penasehat senior Presiden Mahmoud Abbas sebagaimana dilansir The Middle East Eye, 13 Agustus 2020.
Sementara kantor pusat Palestina di Ramallah di wilayah pendudukan Tepi Barat menyatakan, kesepakatan antara Israel dan Uni Emirat Arab merupakan pengkhianatan atas Yerusalem, Al-Aqsa dan perjuangan Palestina.
Penasehat senior pemerintah Palestina, Hanan Ashrawi mengatakan Israel telah mendapatkan penghargaan atas tindakannya di wilayah Palestina sejak tahun 1967.
Juru bicara Hamas mengatakan Uni Emirat Arab telah menikam Palestina dari belakang. Kesepakatan itu dinilai tidak pantas bagi perjuangan Palestina.
Israel dan Uni Emirat Arab telah menandatangani kesepakatan untuk membangun hubungan diplomatik yang dituangkan dalam perjanjian yang disebut sebagai Abraham Accord.
Uni Emirat Arab mengatakan kesepakatan itu sebagai kemenangan diplomasi di kawasan. Sedangkan Israel menyebutnya sebagai hari bersejarah bagi kedua negara.
Dalam kesepakatan normalisasi hubungan kedua negara, Israel akan menghentikan pencaplokan wilayah Palestina meski tanpa disebutkan batasan waktu pelaksanaannya.
Palestina terus mendesak pemerintahan negara-negara Arab untuk tidak melakukan normalisasi hubungan dengan Israel hingga perjanjian damai dan Palestina sebagai negara merdeka tercapai. (*)
Terbit di Tempo.co https://dunia.tempo.co/read/1375624/presiden-palestina-mahmoud-abbas-tolak-kesepakatan-israel-uni-emirat-arab/full&view=ok