Samarinda, linimasa.co – Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 5 Januari 2020. Jenis BBM yang diturunkan adalah, Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Penurunan harga bahkan sampai menyentuh Rp. 1.500 per liter untuk Pertamina Dex dan Rp. 1.300 untuk Pertamax Turbo.
Sedangkan untuk Dexlite turun Rp. 700 perliter dan Pertamax Rp. 600 per liter. Hanya BBM jenis pertalite saja yang tidak mengalami penurunan harga.
Banyak masyarakat yang menyambut baik penurunan harga BBM jenis Pertamax. Ade Ismail, salah seorang konsumen Pertamax mengaku bersyukur dengan adanya penurunan harga.
Staf Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) ini mengatakan sangat terbantu dengan turunnya harga Pertamax.
“Saya merasa sangat terbantu dengan turunnya Pertamax apa lagi bisa menekan biaya agar usaha dirumah jadi bisa bersahabat. Kebetulan setiap hari pakai pertamax jadi dengan turunnya ini saya dan keluarga merasa terbantukan,” ujar Ade.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ratna. Wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini sangat senang dengan turunnya harga Pertamax.
“Alhamdulillah sangat senang, harapannya ke depan masih bisa turun lagi harganya,” ujar Ratna.
Berbeda dengan Putra, pria yang sehari-hari menggunakan Pertalite justru kecewa karena Pertalite tidak termasuk yang tidak mengalami penurunan harga.
“Saya sih ga tau kenapa yang turun justru Pertamax bukan Pertalite. Padahal harapannya Pertamina membantu kalangan menengah kebawah yang menggunakan Pertalite bukan justru kalangan atas,” ujar Putra.
Putra mengaku menggunakan Pertalite karena harganya masih terjangkau bagi dirinya yang berprofesi sebagai driver ojek online.
Pertamina mulai menurunkan harga BBM dengan jenis yang telah ditetapkan mulai 5 Januari 2020 lalu. Dengan adanya penyesuaian harga tersebut harapannya dapat lebih meningkatkan loyalitas masyarakat yang sudah menjadi pelanggan setia produk Pertamina.
Ini juga sebagai upaya perusahaan untuk mengajak masyarakat untuk menggunakan produk-produk BBM berkualitas. (hh)
Reporter Herman I Editor Chai