Samarinda, linimasa.co – Musim hujan selalu menjadi momok tersendiri bagi masyarakat Kota Samarinda, terutama yang tinggal dan beraktivitas di daerah yang selalu terdampak banjir.
Belum semua daerah surut pasca hujan yang turun dengan intensitas tinggi pada Sabtu (11/1/20) lalu. Hari ini, Senin (13/1/20) warga dikejutkan dengan tingginya debit air di waduk Benanga.
Hasil dari pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda tadi siang, ketinggian debit air di bendungan Benanga, telah mencapai 80 cm.
Hendra AH, sekretaris BPBD Samarinda memberikan penjelasan bahwa sebelumnya ketinggian air masih normal. Namun sebelum siang debit air langsung naik karena mendapat air kiriman dari sungai Siring, kecamatan Sempaja Utara sehingga keadaannya menjadi sangat mengkhawatirkan.
“Saat pantau tadi, ketinggian air sudah mencapai 82 cm tepatnya,” ucapnya.
Di pintu air bendungan Benanga terdapat ukuran ketinggian debit air yang terbagi menjadi 3 warna, hijau, kuning dan merah. Untuk saat ini ketinggian air sudah memasuki status Siaga.
Hendra kemudian melanjutkan keadaan perairan sungai Mahakam turut memengaruhi tingginya debit air di bendungan Benanga.
“Karena air yang tertampung di bendungan Benanga pastinya akan mengalir secara perlahan ke sungai Mahakam melalui Karang Mumus, dan laporan dari petugas lapangan air bergerak turun karena aliran sungai normal,” jelas Hendra.
Untuk hari ini banjir masih menggenangi beberapa daerah yang memang sering terdampak seperti Pampang, perumahan Griya Mukti, Bengkuring dan Gunung Lingai.
Walaupun statusnya masih aman tapi BPBD sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk dengan mendirikan posko di daerah yang memang rawan dan menyiapkan perahu karet.
“Posko ada satu di Bengkuring. Perahu karet di Bengkuring ada 2 unit dan Pampang ada 3 unit. Kami pun akan memantau 24 jam di Bendungan,” tutup Hendra.
Kepala satuan kerja (Satker) operasi dan pemeliharaan Balai Wilayah Sungai (BWS) III untuk wilayah Kalimantan Kementerian PUPR, Kalpin Nur menyampaikan hasil pantauan di lokasi, Tinggi Muka Air (TMA) di bendungan Benanga pada pukul 13.00 Wita telah sampai pada angka 87 cm dan saat ini himbauannya adalah siaga banjir.
“Sekarang ini sudah masuk status siaga. Untung saja kondisi Sungai Mahakam terpantau surut, sehingga banjir tidak terjadi dengan cepat,” tuturnya.
Kenaikan debit air, lanjut Kalpin kemungkinan tidak hanya dampak dari tingginya curah hujan karena dari hasil pantauannya ada dua jenis air yang mengalir di Hulu bendungan Benanga. Hal itu terlihat dari warna yang terbagi 2, yaitu keruh dan bening.
“Saat kami pantau menggunakan drone dan memang warna air berbeda itu berasal dari hulu bendungan. Selanjutnya kami akan koordinasikan hal ini kepada pihak terkait dan tetap fokus untuk pemantauan dan siaga banjir,” ujarnya mengakhiri.
Imbas Debit Air Di Bendungan Benanga Tinggi
Hujan deras yang mengguyur Samarinda hampir seharian pada Sabtu (11 /1/20) lalu menyebabkan naiknya debit air di bendungan Benanga.
Imbasnya, Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus meluap dan menyebabkan permukiman di sepanjang Karang Mumus, yang bermula dari Perumnas Bengkuring di Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara, terendam banjir dengan ketinggian air hampir 1 meter. Pada pukul 14.00 WITA siang, tercatat ratusan rumah dihuni 561 KK atau sekitar 1.930 jiwa, jadi korban banjir.
Angka tersebut belum termasuk banjir yang merendam permukiman warga di DAS Karang Mumus, kawasan Perum Griya Mukti Sejahtera (GMS) yang berada di kelurahan Gunung Lingai.
Reporter Herman I Editor Dhepta