Opini – Ditengah pandemi Covid 19, anak muda Samarinda tidak hentinya berkarya. Salah satunya Rahman Putra yang merupakan direktur Eksekutif Sahabat Bumi Indonesia. Ia baru saja mendapatkan hibah dari pemerintah Amerika Serikat untuk mengatasi persoalan sanitasi bantaran Sungai.
“Kami baru saja mendapatkan hibah dari pemerintah Amerika Serikat melalui program YSEALI Seeds For the Future. Program ini bertujuan untuk membantu mengembangkan ide-ide anak muda di Asia Tenggara. Projek kami sendiri bertujuan untuk mengatasi persoalan sanitasi di bantaran sungai karena persoalan sanitasi ini nantinya akan berpengaruh kepada kesehatan manusia. Salah satunya anak yang stunting, yang pendek secara fisik tetapi juga terhambat pertumbuhan otaknya”
“Stunting ini lah nanti yang akan memperburuk kualitas SDM di Indonesia dan membuat negara semakin tertinggal.” Lanjutnya lagi
Projek mereka bernama Etam Impact Academy for Sanitation Heroes 3.0 yang bertujuan untuk mengembangkan ide anak-anak muda terkait pengelolaan tinja dan limbah cair di komunitas bantaran sungai baik itu pendekatan teknologi maupun pendekatan sosial budaya.
“Kami yakin pendekatan teknologi saja tidak cukup, jadi kami juga ingin ada ide inovasi pada pendekatan sosial budaya. Kondisi sosial budaya disini kan tidak sama dengan di Jawa atau di Sumatera sehingga perlu ada pendekatan khusus.”
Projek ini akan memberikan hibah dengan total lebih dari 28 juta rupiah bagi sepuluh tim yang akan mengikuti program tersebut dan mengimplementasikannya di bantaran sungai di kotanya masing-masing.
“Ide-ide prototipe dari peserta ini adalah langkah awal untuk mendapat inovasi berbasis kearifan lokal baik pada bidang teknologi maupun edukasi publik di kalimantan Timur terkait persoalan sanitasi. Air bersih dan sanitasi itu adalah hak asasi setiap manusia, walaupun bantaran sungai area hijau kita juga harus memikirkan solusi sementara mereka belum bisa direlokasi” lanjut salah satu ASN di Pemkot Samarinda ini.
Rahman merupakan alumni dari kegiatan pertukaran pemuda di Amerika Serikat, ia mencoba menerapkan ilmu yang didapatkannya disana dengan melaksanakan projek sosial di Samarinda berkolaborasi dengan anak muda lain di Malaysia dan Kamboja. Tahun ini kegiatan mereka juga akan mendatangkan dua orang mentor ahli dari Amerika Serikat.
Penulis opini Rahman Putra