Samarinda, linimasa.co – Setelah membongkar makam Ahmad Yusuf Ghozali (4) guna melakukan autopsi, Selasa (18/2/20). Sore harinya pukul 18.00 Wita pihak Kepolisian mendatangi lokasi Yusuf menghilang PAUD Jannatul Atfhal, jalan AW Sjahranie, Samarinda Ulu.
Satuan Reserse Kriminal Polresta Samarinda bersama Tim Unit K-9 Polda Kaltim berusaha menyusuri jejak terakhir Yusuf. Tappy, Seekor anjing pelacak jenis helder diturunkan untuk membantu penelusuran.
Agar memudahkan, Bambang selaku ayah dari mendiang Yusuf membawa sejumlah barang yang biasa dipakai oleh anaknya seperti bantal, jaket dan sepatu Yusuf.
Pelacakan dimulai, Tappy mengendus sepatu Almarhum Yusuf Lalu berputar-putar menelusuri area halaman PAUD lalu berjalan menuju ke arah parit, tempat Yusuf diduga terjatuh.
Tappy terus menyusuri pinggiran parit hingga ke saluran drainase dipinggir jalan besar. Dari hasil pelacakan tersebut petugas meyakini bahwa Yusuf tercebur ke dalam parit.
“Pihak pawang dan anjing K-9 Polda memberikan petunjuk. Anjing menunjukkan arah ke parit, bukan ke jalan raya,” ujar Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal, Polresta Samarinda, Ajun Komisaris Polisi Aldi Harjasatya.
Aldi menjelaskan, berdasarkan laporan pawang anjing, kemungkinan Yusuf hilang karena diculik sangat tidak kuat karena anjing tidak menuju ke arah jalan raya.
Aldi menambahkan Bukti penelusuran ini akan dimasukkan ke dalam berkas bukti tambahan. Analisis K-9 akan dibuat berita acara pelacakan.
Pawang anjing pelacak, Brigadir Polisi satu, Kornelius Kurniawan Tappi memberikan penjelasan bahwa anjing bisa saja berkeliling sampai masuk ke dalam ruangan PAUD.
Tetapi yang terjadi justru anjing itu mengendus lalu berjalan keluar. Ini menunjukan bahwa Yusuf keluar PAUD. Bahkan penelusuran itu dilakukan dua kali dan hasilnya sama.
Sementara itu, Bambang Sulistyo yang menyaksikan proses penelusuran jejak Yusuf masih meyakini bila putra tidak tewas tercebur.
“Penelusuran anjing pelacak hanya sebagai bukti tambahan. Tidak memastikan bahwa anak saya masuk ke parit,” ujarnya.
Bambang tetap pada keyakinannnya karena tidak ada bukti nyata seperti rekaman CCTV atau saksi mata disaat kejadian.
“Setidaknya ada yang melihat. Saya menunggu hasil autopsi. Saya yakin anak saya tidak tercebur,” tutup Bambang.
Reporter Herman I Editor Dhepta