Bontang, linimasa.co – Ledakan jumlah kasus (Outbreak) warga yang positif terpapar Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) tengah terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Temuan kasus itu berbuntut panjang, khususnya di daerah yang penyebaran virus corona cukup tinggi (Endemi) seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta. Masyarakat berbondong-bodong memborong segala kebutuhan (Panic buying) baik di pasar tradisional, pun pasar modern, lantaran risau stok pangan kosong akibat wabah virus corona.
Berkaca dari kejadian itu, beberapa waktu lalu Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang dan sejumlah instansi terkait, dibantu TNI dan Polri mengggelar inspeksi mendadak (Sidak) di pasar tradisional dan sejumlah toko grosir di Bontang. Sidak ini bertujuan untuk posisi stok pangan di Bontang: apakah kurang, normal, atau lebih. Mengecek posisi harga, serta untuk mencari tahu, apakah ada perilaku panic buying ditujukkan konsumen.
Hasil sidak menunjukkan stok pangan di Bontang normal. Masih cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini berlaku untuk 9 bahan pokok. Yakni beras, jagung, kedelai, gula, daging ayam, telur ayam, daging, bawang merah, dan minyak goreng. Selain itu harganya pun cenderung stabil, kendati virus corona menghangat di beberapa wilayah, bahkan April 2020 mendatang ramadan tiba.
Plt Kadis DKP3 Bontang, Aji Erlynawati menuturkan, masyarakat tak perlu panik akan ketersediaan pangan. Sejauh ini terpantau aman, harga pun stabil. Hanya gula pasir tunjukkan kenaikan.
Harga Eceran Tertinggi (HET) gula yang ditetapkan pemerintah ialah Rp 12.500. Kini gula diecer Rp 13.500-Rp 17.000. Kondisi ini sudah terjadi dua pekan. Adapun kenaikan harga gula disebabkan karena tebu yang menjadi bahan dasar gula, banyak gagal panen. Ini berimbas pada kurangnya produksi.
“Yang lain aman kok. Cuma gula saja yang naik sampai Rp 5.000-an,” beber Aji Erlynawati kala disambangi Linimasa.co usai rapat koordinasi terkait COVID-19 di ruang rapat Disnaker Bontang, Jumat (20/3/2020) pagi.
Ditekankan Aji— Sapaan akrabnya, publik tak perlu risau akan stok pangan dan harganya. Pihaknya bakal rutin melakukan monitoring. Dan bila memang terjadi kelangkaan pangan, pihaknya akan melakukan koordinasi kepada distributor.
Aji juga mengimbau publik tak perlu memborong pangan. Memborong justru membuat stok pangan jadi langkah, hingga menyebabkan harga melonjak.
“Enggak usah borong kan aman saja stok kita,” ungkapnya. (adv/F1)