Opini – Pandemi yang melanda dunia saat ini, memang memiliki dampak yang begitu luar biasa. Berbagai sektor di bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya ikut merasakan dampak dari pandemi ini. Di bidang ekonomi, pandemi ini menyebabkan berbagai dampak kerugian yang sangat besar, sehingga dapat menyebabkan resesi. Sepekan terakhir, berseliweran kata ‘Resesi’. Hal ini dipicu negara tetangga yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari Indonesia mengalami resesi.
Memang, semenjak virus corona menyerang dunia ini, kata resesi sering kali disebut, dan membuat cemas semua orang. Resesi sendiri merupakan penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan dan berlangsung setidaknya dalam dua kuartal beruntun.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi jika produk domestic bruto (PDB) mengalami kontraksi atau minus dalam 2 kuartal beruntun secara tahunan atau year-on-year (YoY). Sementara jika PDB minus 2 kuartal beruntun secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ) disebut sebagai resesi teknikal.
Melansir The Balance, ada 5 indikator ekonomi yang dijadikan acuan suatu negara mengalami resesi, yakni PDB riil, pendapatan, tingkat pengangguran, manufaktur, dan penjualan ritel. Resesi sebenarnya adalah hal yang biasa dan kerap terjadi dalam sebuah siklus perekonomian, tetapi dampak yang diberikan ketika terjadi resesi cukup buruk. (CNBC Indonesia, 18/07/2020)
Saat ini resesi ekonomi sudah di depan mata. Para ahli pun mendorong masyarakat mengantisipasi dengan gaya hidup hemat dan menyiapkan alternatif pekerjaan. Tetapi, masih banyak masyarakat yang tidak mengindahkan hal tersebut. Malah perilaku hidup konsumtif kian menaik.
Kondisi ini seharusnya menjadi point penting bagi pemerintah. Tidak cukup hanya mengantisipasi, tetapi perlu solusi tuntas atas resesi, akibat berlakunya ekonomi kapitalis.
Ekonomi kapitalis merupakan monetary based economy. Artinya, ekonomi berbasis sektor moneter atau keuangan yang merupakan sektor non riil. Karena berbasis riba, sistem moneter ini justru membahayakan sistem keuangan secara keseluruhan. Kedua, ekonomi kapitalis adalah ekonomi berbasis flat money atau uang kertas. Ketiga, ekonomi kapitalis merupakan ekonomi berbasis utang.
Wajar saja sistem kapitalis tidak bisa menangani krisis ekonomi termasuk resesi, karena sistem ini memang tidak memiliki cara tuntas penyelesaian masalah, sistem yang berasal dari manusia ini memilki begitu banyak kecacatan dan kerusakan di dalamnya. hanya sistem ekonomi islam mampu menciptakan ekonomi yang stabil dan tidak rentan resesi.
Islam memuat seperangkat aturan yang sempurna, termasuk dalam pengaturan ekonomi Islam yang begitu luas dan terperinci. Potensi resesi dalam sistem islam sangatlah kecil bahkan nihil, masalah resesi akan tertangani dengan sistem Islam, cepat dan tepat sesuai dengan tata kelola ekonomi islam.
Sistem Islam menetapkan bahwa transaksi riba adalah sebuah keharaman.. Sebab riba merupakan transaksi yang tidak sehat secara ekonomi sekaligus mendatangkan kezaliman. Transaksi riba sah sah saja dilakukan di sistem kapitalis Dalam Islam, pinjaman dikategorikan sebagai aktivitas sosial (tabarru’at), yang ditujukan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Negara melalui Baitul Mal menyediakan pos khusus untuk memberikan bantuan modal bagi pihak yang membutuhkan, seperti para petani dan pedagang.
Islam mengharamkan konsep liberalisme ekonomi, termasuk dalam aspek kebebasan memiliki dan pasar bebas (free market). Kebebasan memiliki dalam kapitalisme berarti tiap individu bebas untuk menguasai atau menjual komoditas apa saja yang dianggap sebagai barang ekonomi. Liberalisme ekonomi ini membuat semakin pejajahan tertancap kuat di negri ini.
Negara akan mengganti mata uangnya dengan emas dan dirham. Rangkaian sejarah, Islam membuktikan bahwa sistem mata uang emas dapat menjaga kestabilan perekonomian dunia. Selama kurun waktu 13 abad, sistem mata uang emas menjadi pijakan alat tukar bagi Khilafah. Sistem ekonomi Islam inilah yang dianggap mampu dan tahan akan adanya resesi dan menjaga kestabilan perekonomian dunia.
Hanya saja, sistem ini tidak akan bisa berjalan dengan sistem yang tidak Islami. Dan sistem ekonomi Islam hanya bisa dijalankan oleh pemerintahan Islam. Sistem pemerintahan tersebut adalah Khilafah. Begitulah lengkapnya sistem Islam yang telah Allah turunkan bagi hamba-Nya.
Wallahu’alam bis showwab
Opini oleh: Siti Nurhalizah (Aktifis Remaja Sangatta)