Samarinda, linimasa.co – Sore itu sekira pukul 16.35 wita, Kamis (9/4/20), suasana di salah satu ruang di Madrasah Tsanawiah (MTs) Satu Muhammadiyah Samarinda terlihat sepi. Hanya ada enam orang pria dan seorang wanita sedang mengangkat bungkusan berwarna biru laut ke dalam sebuah mini van. Mereka adalah ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Kalimantan Timur, Kusyanto, Sekretaris Adam Muhammad serta beberapa pengurus lainnya.
Bungkusan tersebut berisi paket sembako yang akan dibagikan kepada orang yang terdampak virus corona atau yang populer dengan sebutan covid-19. Tepat pukul 16.50, kendaraan yang mengangkut paket tersebut pun mulai menyisir kota Samarinda.
Di mulai dari daerah persimpangan jalan PM. Noor dan jalan Abdul Wahab Syahrani kemudian ke arah jalan M. Yamin hingga ke Jalan Ruhui Rahayu. Tepat di depan pintu keluar Mall Lembuswana, terlihat seorang pria sedang membawa gerobak penuh perlengkapan rumah tangga. Mirjan (56), terlihat kaget saat langkahnya menarik gerobak tiba-tiba dihentikan oleh rombongan PWPM.
Terlihat jelas diwajahnya rasa kaget, keningnya mengkerut, sambil menyeka keringat yang mengucur di sebagian wajahnya yang tertutup kaos. letih dan terkejut menjadi satu. Ketua PWPM, Kusyanto, mendekati sembari membawa bungkusan paket sembako. Pria yang karib dipanggil cak Kus ini menjelaskan kedatangannya dan menyerahkan paket tersebut kepada Mirjan. Tak ayal roman mukanya yang terkejut berubah menjadi sumringah dan bahagia. Pria tua ini mengucapkan terima kasih kepada cak Kus serta rekan lainnya.
Pembagian sembako untuk penjaga sekolah
“Tadi saya kaget mas, kok ada mobil berhenti trus tangan masnya itu kasih tanda untuk stop. Rupanya saya dikasih sembako, terima kasih ya mas.” Ujarnya riang saat dimintai keterangan oleh awak linimasa.co.
Tak jauh dari tempat itu, terlihat badut sizuka (salah satu pemeran dalam film kartun Doraemon), entah pria atau wanita yang ada di dalamnya. Namun hal itu tidak menjadi soal bagi pejuang kemanusiaan ini.
Sembako untuk pedagang keliling
“Dalam program kemanusiaan kita tidak membedakan pria atau wanita, tidak memilih suku apa, tidak peduli dengan apa agamanya. Tapi kita adalah makhluk Allah yang harus saling tolong menolong tanpa melihat latar belakangnya.” Papar Cak Kus
Senada, Sekretaris PWPM, Adam Muhammad saat memberikan paket kepada seorang pedagang bakso keliling di jalan Muso Salim, mengungkap pembagian paket sembako ini diberikan kepada pengemudi ojek online, pedagang asongan, pemulung, petugas kebersihan, penjaga sekolah, pengamen, takmir dan marbot masjid, serta penjaga rumah ibadah lainnya.
Sembako buat pengemudi Ojek Online
“Untuk lokasinya kita fokus untuk wilayah terdekat dulu yakni Samarinda dan sebagian daerah Kutai Kartanegara.” Ujar Adam
Kembali rombongan ini menyisir jalan daerah pelabuhan hingga depan kantor gubernur Kaltim, jalan Gajah mada. Terlihat mobil berjumlah dua buah itu berhenti beberapa kali untuk memberikan paket kepada orang yang dianggap berhak mendapatkannya. Hingga melewati terminal Sungai Kunjang dan menuju arah Jalan Teuku Umar dan kembali ke jalan AW. Syahrani
Menurut Cak Kus, sumber dana pengadaan paket sembako ini berasal dari donasi kader anggota PWPM Kaltim serta pihak lain.
“Program ini tidak berakhir sampai disini, akan ada kelanjutannya sembari melihat situasi akan datang. Salah satu program kerja kami memang banyak untuk program kemanusiaan. Jadi bukan hanya terfokus pada kasus corona tapi kasus lain juga seperti bantuan korban kebakaran, korban banjir dan lainnya.” Tambah Cak Kus
Wabah corona tentunya membawa dampak yang sangat besar, apalagi dikeluarkannya kebijakan pemerintah untuk mengadakan lock down di beberapa wilayah, pembatasan keluar masuk lalu lintas antar daerah, serta imbauan untuk tetap di rumah. Dampak yang paling berpengaruh adalah dampak ekonomi, terutama bagi warga yang kurang mampu.
“Kami berharap kita semua bisa saling menjaga, tolong menolong dan bersama menghentikan penyebaran virus corona covid-19 dengan menjaga jarak (social distancing), hindari keramaian, menggunakan masker saat keluar rumah, cuci tangan, hidup bersih dan ikuti anjuran pemerintah. Jaga diri, jaga keluarga dan jaga lingkungan kita.” Imbau pria yang juga kepala sekolah MTs ini
Matahari mulai tersipu dan perlahan menghilang. Hanya menampakkan cahaya senja di ufuk sana. Usai sholat magrib, Cak Kus dan rekan-rekannya memisahkan diri, kembali ke rumah masing-masing. (*)
Reporter Chai