Oleh: H. Suwoko SE.,MM
Majelis Ulama Indonesia Kota Samarinda
Opini – Dari Abu Hurairah RA., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang disebut namaku (Muhammad SAW), lalu dia tidak berholawat atasku. Sungguh sangat terhina dan ren
dah seseorang yang datang kepadanya Ramadan kemudian bulan itu berlalu sebelum diampuni untuknya (atas dosa-dosanya). Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang mendapati kedua orangtuanya lalu keduanya tidak memasukkannya ke dalam syurga” (Hadits Riwayat Tirmidzi).
Perjalanan Ramadan sudah memasuki hari ke-18. Sisa waktu yang memendek akan pencapaian target tentang puasa yang berkualitas, sholat taraweh yang khusyu data jumlah khatam al Quran. Ada yang dimudahkan bersedekah dengan menyediakan santap buka atau sahur dan lain sebagaimananya yang ditampakkan sebagai penyemangat dalam menggapai ridlo-Nya, jalan menuju ketaqwaan yang ingin kita raih bersama.
Bimbingan Rasulullah kepada umatnya untuk selalu mencari pintu-pintu kebaikan agar selalu dekat menuju ke syurga dan menjauhi jurang neraka. Ternyata ada amalan-amalan yang seharusnya dengan mudah kita dapatkan dalam kehidupan keseharian kita yang kadang kita lalaikan.
Pertama Bersholawat kepada Rasulullah SAW apabila mendengar namanya. Dibanyak majelis atau pidato sering terucap ajakan untuk bersholawat, namun tidak jarang kita melihat banyak yang diam. Hal yang ringan dilisan untuk mengucapkan namun menjadi kebaikan yang terabaikan. Tentu perihal sholawat ini bukan sekedar di lisan namun juga akan memotivasi kita untuk meneladani kebaikan akhlaknya, kemurahan dalam menolong kepada sesama dan lainnya.
Kedua Dorongan bersungguh-sungguh dibulan Ramadan yang ditunggu sekian bulan lamanya, dengan berusaha membakar semangat menggapai ampunannya dan membunuh kemalasan. Ramadan tahun ini sangat berat bagi yang tidak terbiasa. Biasanya semangat terlecut karena taraweh yang ramai hingga shaff keluar masjid atau mushola, membaca al Quran dengan speaker masjid yang keras dan rutinitas Ramadan yang mendukung. Sia-sia memang ketika sampai keluar dari Ramadan tanpa kebaikan apapun yang akan menghapus dosa kita dimasa lalu.
Ketiga Selalu berbakti dan menghormati orangtua khususnya mereka yang usia senja. Orangtua menjadi salahsatu amal sebab kita masuk syurga, demikina pula sebaliknya dapat menceburkan kita ke neraka karena durhaka. Saat kecil disayang orangtua, dimanja dan diberi fasilitas apapun yang bisa diwujudkan oleh orangtua kita. Saatnya usia mereka senja berganti kita memperhatikan mereka. Tidak mungkin kita membalas kebaikan orangtua kita, namun kita bisa menjadikan kebaikan-kebaikan kepada mereka dengan sesuatu yang kita punya.
Ramadan telah membukakan pintunya, orangtua telah menghadirkan kita ke dunia dan Rasulullah SAW telah memberi keteladan kepada kita. Selayaknya jangan pernah kita mensia-siakan tiga amal yang Allah hadirkan dalam kehidupan kita. Mungkin kita menganggapnya biasa-biasa saja, namun bis jadi dalam timbangan Allah SWT menjadi pemberat timbangan pahala yang menghantarkan kita ke syurga.
