Samarinda, linimasa.co – Banjir telah menjadi momok tersendiri bagi masyarakat Kota Samarinda. Dampaknya tidak hanya kawasan pemukiman dan fasilitas umum yang terendam, tetapi juga menghambat aktivitas warga.
Oleh karena itu untuk meningkatkan program penanggulangan banjir yang selalu melanda Samarinda terutama bila musim hujan datang, Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III merencanakan akan membangun turap di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM).
Tidak main-maim untuk mensukseskan program penanggulangan banjir dana yang digulirkan untuk pembangunan turap mencapai 16 miliar Rupiah.
Seharusnya rencana pembangunan turap tersebut dikerjakan di pinggir sungai Karang Mumus segmen dibelakang pasar segiri.
Namun Kepala BWS Kalimantan III, Anang Muchlis mengungkapkan masih ada kendala karena pemerintah Kota Samarinda masih belum selesaikan proses relokasi warga yang tinggal di kawasan tersebut.
“Kami masih tidak bisa berbuat banyak kalau rumah-rumah di pinggir sungai masih ada,” jelas Anang.
Sementara itu Zulfi Fakhroni, Kepala satuan kerja Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) Kaltim mengatakan bila sesuai target lelang proyek penurapan SKM harusnya dilakukan bulan Januari ini.
“Kami menunggu sampai rumah-rumah di sana bersih (telah direlokasi),” katanya.
Lalu ia menjelaskan bila pemerintah tidak segera merelokasi warga yang tinggal di sekitaran pasar Segiri maka pengerjaan turap akan dilakukan disisi lain, seperti di perumahan Griya Mukti, Kecamatan Sungai Pinang. Karena di kawasan tersebut terdapat 250 meter pinggir sungai telah bersih dari pemukiman warga.
“Di perumahan Griya Mukti juga banjir jadi akan di turap,” Jelasnya.
Program Normalisasi Sungai Karang Mumus merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) jadi anggaran dari proyek tersebut akan diprioritaskan oleh pemerintah pusat.
“Kalau masuk PSN lebih fokus, lebih diprioritaskan anggarannya,” ujarnya.
Reporter Herman I Editor Dhepta