Nadiem Makarim menyebutkan harapannya ketika telah ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Setidaknya ada lima konsep pendidikan ke depan yang akan menjadi acuan, apakah itu:
Mengembangkan keterampilan bertanya
Bertanya merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh seorang guru. Karena kualitas pertanyaan yang diajukan guru kepada siswanya menentukan kualitas pengembangan keterampilan dalam berpikir kritis.
Pertanyaan yang baik dapat mengembangkan kemampuan berargumentasi, kemampuan memprediksi, remediasi dan miskonsepsi. Hal ini akan membuat siswa memahami sebuah topik pembelajaran secara lebih kritis dan substansial.
Pertanyaan yang baik yang mampu memancing siswa untuk berpikir kritis adalah pertanyaan yang diawali dengan kata tanya. Mengapa, mengapa tidak, bagaimana, bagaimana jika, dan bagaimana jika tidak.
Sebagai contoh ketika guru membahas sejarah terbentuknya organisasi ASEAN. Pertanyaan-pertanyaan yang umum yang muncul adalah apa kepanjangan ASEAN, kapan ASEAN, berdiri, negara mana saja yang menjadi anggota ASEAN.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini hanya mengarahkan siswa untuk mengumpulkan fakta-fakta dan informasi-informasi yang sudah ada, untuk kemudian diingat dan dihafal.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini tidak mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada siswa. Guru harus mengajukan pertanyaan yang membuat siswa membangun argumentasinya sendiri membangun teori dan prediksinya sendiri.
Contoh pertanyaan yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam hal ini misalnya. Bagaimana jika Indonesia keluar atau dikeluarkan dari ASEAN, Saat ini apa dampaknya bagi Indonesia bagaimana jika hari ini tidak ada organisasi ASEAN, dan apa dampaknya bagi Indonesia bagaimana jika Soekarno Hatta tidak diculik dan dibawa oleh kaum pemuda ke Rengasdengklok.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlu diajukan secara terus-menerus oleh guru. Selama pembelajaran semakin sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti ini, maka semakin besar kesempatan siswa untuk berlatih berpikir kritis.
Keterampilan berkomunikasi dan bekerja sama orang tua
Orang tua memiliki peran yang sangat besar bagi kesuksesan pendidikan. Hal ini karena lebih dari setengah waktu anak dihabiskan di rumah. Persepsi dan pemahaman orang tua tentang apa dan bagaimana pendidikan yang baik mempengaruhi bagaimana orang tua mendidik anak-anak mereka di rumah dan bagaimana anak-anak menghabiskan waktunya di rumah.
Karakter yang baik dan iklim belajar yang baik dapat terjadi jika didukung oleh sistem yang baik pula. Seorang siswa rajin menyapu, rapi, dan disiplin di sekolah tetapi malas merapikan tempat tidur di rumah. Karena di sekolah ini didukung oleh sistem yang baik. Sedangkan di rumah tidak, jika tidak ada kesamaan sistem antara sekolah dan rumah maka karakter-karakter yang sudah dikembangkan di sekolah tidak akan berlanjut dengan maksimal sampai di rumah.
Karena siswa mengira bahwa karakter-karakter tersebut hanya perlu diterapkan ketika mereka berada di sekolah. Selain itu permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan belajar siswa serta solusi yang telah disepakati guru dengan siswa harus dikomunikasikan secara baik dengan orang tua. Agar solusi tersebut dapat dilaksanakan dengan orang rumah.
Oleh karena itu komunikasi dan kerjasama antara guru dan orang tua berperan sangat penting dan perlu terus dilakukan dalam komunikasi.
Meskipun ini tidak mudah, tidak semua orang tua memiliki persepsi yang sama tentang pendidikan. Oleh karena itu pemerintah perlu mengadakan pelatihan dan pendampingan khusus dan berkelanjutan untuk melatih cara berkomunikasi dan bekerjasama secara efektif dengan orang tua.
Keterampilan konseling
Setiap siswa sama seperti halnya dengan orang dewasa. Memiliki masalah yang dapat menghambat proses belajarnya. Masalah tersebut bisa bersifat personal dan bisa juga masalah terkait pembelajaran. Hendaknya kita dapat mengetahui apa pandangan siswa tentang belajar, dan mengapa mereka datang ke sekolah.
Kita harus mengetahui apa yang mereka hadapi dalam belajar mata pelajaran yang diampu oleh guru tersebut, dan apa rencana masa depan mereka. Seorang guru perlu mengadakan sebuah pertemuan khusus dengan siswa tidak hanya sekali dalam satu semester untuk belajar mengajar tetapi untuk mengobrol tentang perkembangan belajar anak.
Karena masa depan mereka, dan kesulitan apa yang mereka hadapi dalam belajar mata pelajaran yang diampu oleh guru tersebut dalam hal ini guru dapat membantu mencarikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Sayangnya tidak semua siswa terbuka untuk menyampaikan permasalahannya kepada guru dan tidak setiap orang memiliki keterampilan untuk menjadi konselor.
Menjadi teman curhat membuat siswa merasa nyaman untuk menyampaikan pandangan-pandangan dan permasalahannya. Serta membantu siswa mencari solusi terhadap permasalahan tersebut, saat ini layanan konseling di sekolah hanya dilakukan oleh satuan BK dan itu tidak cukup dibandingkan jumlah siswa.
Menanamkan kedisiplinan dan sikap tanggung jawab
Siswa akan menjadi lebih baik jika guru mampu mengintegrasikan pendidikan nilai-nilai kemanusiaan dalam materi pembelajaran. Misalnya seorang guru sedang mengajarkan materi tentang air, air selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Bahwa air bisa berwujud padat, cair, dan gas.
Bahwa air akan menguap jika dipanaskan dan membeku jika didinginkan maka diakhir setiap pembahasan sifat-sifat air tersebut. Urutan melontarkan pertanyaan siswa, karakter baik apa yang bisa mereka pelajari dari setiap sifat-sifat air tersebut biarkan siswa yang berpikir. biarkan siswa yang mengatakannya kemudian minta mereka menuliskan hubungan sifat-sifat air dan karakter baik yang bisa dipelajari. Dari sifat-sifat air tersebut dibuat poster untuk kemudian ditempel di dinding kelas.
Ketika mereka melakukan hal yang bertentangan dengan itu, guru hanya perlu menyuruh mereka membaca ulang apa yang telah mereka buat sendiri dalam poster tersebut. Hal ini berguna untuk menumbuhkan rasa malu, karena telah melanggar omongan mereka sendiri.
Integrasi pendidikan karakter seperti ini sebenarnya tidak hanya mampu menguatkan karakter siswa. Tapi juga mampu meningkatkan pemahaman yang terkait topik pembelajaran, karena yang mereka lakukan adalah berlatih menganalogikan dan itu melatih kemampuan berpikir mereka.
Keterampilan menggunakan teknologi
Pembelajaran siswa milenial seperti sekarang adalah generasi yang sangat menarik. Siswa lebih menyukai belajar secara audio visual ketimbang melalui teks, membaca buku, atau mendengar ceramah guru di kelas. Mereka juga lebih suka berselancar di google mencari informasi secara online.
Bagi mereka informasi dari internet dan dari teman lebih kredibel dibandingkan formasi dari guru dan mereka lebih suka menggunakan game interaktif untuk belajar ketimbang untuk mengerjakan PR dengan kondisi seperti ini. Di masa depan besar kemungkinan belajar dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan platform kelas online seperti edmodo, kanvas, ruang guru, dan youtube.
Oleh karena itu keterampilan mengajar yang dimiliki guru juga harus disesuaikan dengan kondisi tersebut guru harus mahir melakukan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran online.
Melalui platform tersebut guru juga harus mahir membuat kuis dan game edukasi yang membuat siswa untuk belajar. Juga harus mahir meracik pembelajaran online sedemikian rupa sehingga interaksi sosial antara siswa tetap bisa dipertahankan seperti ketika mereka berinteraksi saat belajar secara tradisional di ruang kelas.
Dengan pendidikan moral dan sopan santun guru harus mampu mendidik siswa tentang adab dan sopan santun bermedia sosial. Serta tetap mampu mendidik siswa secara online tentang sopan santun ketika berinteraksi di dunia nyata. Untuk itu pemerintah perlu mempersiapkan keterampilan ini dengan program-program pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan bagi setiap guru.