Kutai Kartanegara, linimasa.co – Dari 18 kecamatan yang ada di Kutai Kartanegara (Kukar), Kecamatan Muara Wis salah satu kecamatan yang memiliki luas wilayah mencapai 1.108,16 km2 dengan jumlah penduduk 9.139 jiwa (Kukar dalam angka 2019)
Sebelumnya Kecamatan Muara Wis menjadi bagian dari kecamatan Kota Bangun, namun pada tahun 1996, secara defenitif Muara Wis berdiri sendiri. Muara Wis terdiri dari 7 desa yakni Desa Lebak Cilong, Desa Lebak Mantan, Desa Muara Wis, Desa Sebemban, Desa Melintang, Desa Muara Enggelam dan Desa Enggalam. Dari ke 7 desa tersebut, 5 desa terakhir berada di sepanjang aliran sungai dan danau Muara Wis.
Menurut Camat Muara Wis, Arianto, perkembangan kecamatan tersebut sangat pesat, terutama infrastruktur jalan akses antar desa dan penghubung antar kecamatan lainnya. Sebelumnya akses yang menghubung Muara Wis dengan kecamatan lain harus menggunakan jalur sungai, namun kini akses darat mampu mempersingkat waktu
“Dulunya Muara Wis hanya dapat dikunjungi menggunakan transportasi air, sekarang masyarakat dengan mudah menjangkau berbagai wilayah dengan akses jalan darat. Meskipun pada dasarnya masih harus menyeberang mengguanakan kapal very di Kecamatan Kota Bangun,” ujarnya
Diceritakan Arianto akses penghubung antar desa, sebelumnya pun menggunakan transportasi air, namun pembangunan yang ia canangkan berhasil menguhubungkan desa melalui jalur darat.
“Sekarang enam desa sudah bisa kami lalui menggunakan transportasi darat meski masih ada jalan tanah namun saat musim kering semuanya sudah bisa dilalui kendaraan roda dua, sebagian diantaranya sudah bisa dilalui kendaraan roda empat kecuali Desa Muara Enggelam yang memang sebuah desa unik berada diatas air,” jelasnya.
Dirinya bersyukur, pembangunan infrastruktur jalan mampu memutar roda perekonomian masyarakat Muara Wis, sehingga hasil panen perkebunan masyarakat dan perikanan bisa bergerak cepat.
“Alhamdulillah, hasil dari bumi Muara Wis, saat ini sangat mudah dipasarkan bahkan para pembeli atau pedagang langsung datang bertemu dengan nelayan di daerah kami tanpa perantara sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, kondisi ini juga mendongkrak harga jual komoditas hasil bumi,” jelasnya
Pewarta Awal | Editor Syahir