Samarinda, linimasa.co – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda, sukses menyelenggarakan debat ke II calon wakil wali kota, di Hotel Mercure, Selasa (10/11/20).
Pada debat ke II ini semua pasangan calon nampak hadir lengkap, dengan peserta terbatas yang dapat masuk ke dalam ruang ballroom.
Pada sesi debat II moderator yang dipandu oleh Rina Juwita, yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi, Fisipol, Unmul.
Rina yang sempat dirahasiakan namanya oleh KPU Samarinda dalam memimpin debat. Memulai awal debat, dengan meminta semua calon memaparkan visi dan misi.
Dari 3 tema yang disiapkan oleh pihak penyelenggara dalam membahas permasalahan infrastruktur, narkotika, dan pelayanan publik. Kesemua kandidat calon Wakil Wali Kota Samarinda, memiliki jurus jitu yang berbeda.
Rusmadi yang memaparkan visi-misi di awal langsung menyebutkan pembangunan prioritas kedepan.
“Membangun infrastruktur yang aman, nyaman, dan bebas banjir. Serta program normalisasi Benanga, SKM, dan lainnya dalam mencegah banjir. Membangun taman terbuka hijau. Agar warga Samarinda sehat, sejahtera lahir dan batin,” pungkasnya.
Dilanjutkan Darlis pada kesempatan ke dua. Darlis memulai programnya nanti, yang akan membuat Samarinda dibanggakan dan terdepan
“Kita akan membikin Samarinda dibanggakan dan terdepan. Serta terwujudnya Kabupaten Samarinda seberang. Penanganan banjir, menata hijaunisasi. Dalam pencegahan narkoba, ada gerakan Magrib mengaji dan kemakmuran rumah ibadah,” sebutnya dalam pemaparan visi-misi.
Sarwono yang mendapatkan kesempatan terakhir dalam pemaparan visi-misi. Memulai dengan pantun, dan dilanjutkan dengan program.
“Menjadikan Samarinda bangkit sebagai pusat pariwisata industri terkemuka di Kaltim. Kemudian membangun SDM yang bermoral bebas dari narkoba. Dalam penanganan banjir, kita akan mengurangi 50 persen titik banjir di Samarinda. Dengan perbaikan drainase, bendungan, dan normalisasi karang mumus,” ucapnya.
Setelah pemaparan visi dan misi tiap calon Wakil Wali Kota Samarinda. Masing-masing calon diberikan kesempatan membuka amplop yang disediakan panitia.
Sarwono mendapatkan kesempatan pertama, dalam membahas permasalahan akses jalan menuju Bandara APT Pranoto. Apabila hujan seringkali terjadi banjir, sebut moderator dalam membacakan pernyataan.
Sarwono dalam hal ini, berfokus dalam pemilihan alternatif jalan menuju bandara. “Jalan Panjaitan bukan satu-satunya jalan. Harus ada alternatif dan perlu kerjasama dengan penggunaan APBN. Akses jalan lainnya dapat melewati Batu Besaung. Serta dapat dilakukan pelebaran jalan,” paparnya.
Darlis yang mendapatkan kesempatan ke dua mendapatkan pertanyaan, permasalahan warga Samarinda tentang buruknya infrastruktur jalan mudah rusak, berlubang, dan minim penerangan.
“Status jalan di Samarinda ada jalan nasional, provinsi, dan kota. Nasional Barkati-Darlis akan melobi pemerintah pusat agar jalan tertangani dengan baik, provinsi meminta tanggung jawab pemerintah provinsi. Jalan kota pasangan Barkati-Darlis akan menangani dengan baik. Perbaikan jalan memerlukan 3 integritas anggaran pusat, provinsi, dan kota,” terangnya.
Dalam pertanyaan terakhir, Rusmadi mendapatkan pertanyaan tentang ruang terbuka hijau (RTH). Selama puluhan tahun ruang terbuka hijau sangat sedikit jauh dari 30 persen sebagaimana diamanatkan UU No. 26 th 2007.
“Samarinda harus jadi kota yang aman, nyaman, dan produktif bagi warga Samarinda. Samarinda sudah memiliki 42 persen RTH dari luas kota Samarinda. Pasangan AH-Rusmadi, akan memberikan perhatian untuk penghijauan di bantaran sipadan sungai, dan membuka ruang terbuka hijau pada setiap kelurahan,” sebutnya.
Pewarta Dedi | Editor Syahir