Kutai Kartanegara, linimasa.co – Menjadi seorang pemimpin bukan hal yang mudah tetapi tidak juga sulit jika melaksanakan aturan sesuai yang ditetapkan. Sama halnya dengan menjadi kepala daerah, menjadi bupati misalnya. Diperlukan wawasan yang luas, ketokohan, mampu mengayomi, serta mau mendengar aspirasi dari warganya.
Kutai Kartanegara (Kukar) merupakan salah satu kabupaten kedua terluas cakupan wilayahnya di Kalimantan Timur setelah Kutai Timur. Daratan kabupaten Kutai Kartanegara ini tidak terlepas dari gugusan pegunungan yang ada dihampir seluruh kecamatan. Gunung tertinggi adalah gunung lengkup dengan tinggi 485 meter yang terletak di Kecamatan Loa Kulu. Sama halnya dengan gunung, garis sungai membelah daratan pun terdapat di hampir seluruh kecamatan, terdapat belasan sungai di 18 kecamatan, dan sungai terpanjang adalah sungai Mahakam dengan panjang 980 kilometer.
Selain daratan, sungai merupakan sarana angkutan utama yang menghubungkan antara satu desa dengan desa yang lain. wajar saja jika pemimpin daerah butuh perjalanan yang cukup lama untuk melakukan kunjungan kerja dari daerah yang satu dengan yang lainnya. Dengan luas wilayah seperti itu, pemerintah daerah harus memutar otak membangun daerahnya secara menyeluruh dengan anggaran yang belum tentu mencukupi. Dibutuhkan seorang pemimpin yang bertangan dingin untuk mewujudkan cita-cita pembangunan daerah.
Edi Damansyah, adalah bupati Kutai Kartanegara yang menggantikan bupati sebelumnya Rita Widyasari. Edi dilantik pada Kamis, 14 Februari 2019 di Pendopo Lamin Etam, Kantor Gubernur Kaltim.
Dalam kunjungan kerjanya terkadang Bupati Edi menggunakan motor trail untuk meninjau 18 kecamatan dan 237 desa yang ada di Kutai Kartanegara.
“Beberapa hari (Jum’at 14/8) lalu saya mengadakan kunjungan kerja di 4 desa menggunakan motor trail untuk melihat kondisi masyarakat disana. serta melihat kondisi lingkungan sehingga bisa dijadikan bahan perencanaan pembangunan ke depan,” ungkapnya
Bupati yang juga ayah dari 2 orang anak, Warry Ramadhan dan Novia Wulandari, suami dari Maslianawati dikenal sebagai sosok yang ramah, murah senyum dan tegas dalam memimpin. Terlihat saat melakukan kunjungan kerja, bupati Edi selalu mendengar dan memperhatikan warganya yang berbicara.
“Sebagai seorang kepala daerah, saya harus mendengarkan semua keluh kesah, serta usulan masyarakat yang disampaikan baik secara langsung maupun melalui pejabat kecamatan atau desa. Kita dipilih dan dipercara oleh masyarakat,” ujarnya
Menurut Edi, pihaknya akan terus menjalankan roda pemerintahan dan melaksanakan serta mengatasi dan menyelesaikan permasalahan pembangunan daerah, menjadikan keberagaman dan komponen untuk saling mendukung serta kekuatan besar agar Kukar semakin maju dan sejahtera
Pria yang lahir di Ngayau, 2 Maret 1965, memiliki prinsip dan keinginan yang kuat dalam membangun daerahnya. Pada perayaan HUT RI ke 75 tahun, Edi memimpin upacara di halaman kantor bupati, Senin (17/8/20), berbeda dari tahun sebelumnya, Edi justru menjadi inspektur upacara dan mengibarkan bendera merah putih di dasar laut bersama 100 penyelam profesional, di perairan Pangempang, Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, Kamis (15/8/2019).
Ditanya soal makna kemerdekaan, Bupati Edi menjawab dengan tegas bahwa berinteraksi dan mengabdi kepada masyarakat adalah arti kemerdekaan sesungguhnya.
“Wujud makna kemerdekaan, bagi saya merdeka itu adalah bisa mengabdi dan melayani warga dengan baik, serta melihat kondisi mereka secara langsung,” tegas Edi
Penulis Ahmad Syahir