Bontang, linimasa.co – Bakteri Listeria dari jamur enoki rupanya menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Jamur yang sering dikonsumsi masyarakat ini berasal dari Korea Selatan, biasanya dihidangkan pada makanan cepat saji.
Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Bontang melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah swalayan dan rumah makan cepat saji, Kamis (2/7). Kedatangan tim sidak untuk memastikan apakah rumah makan cepat saji dan swalayan menjual jamur yang mengandung bakteri Listeria monocytogenes.
Sidak dilakukan untuk mencegah adanya infeksi bakteri listeria yang telah mewabah di negara lain. Menurut Kasi Keamanan Pangan DKP3 Bontang, Fahrudin. Bakteri listeria atau Listeria monocytogenes merupakan bakteri yang bisa ditemukan di mana saja. Bakteri ini biasanya ditemukan pada tanah, air dan saluran pencernaan hewan. Sayuran dapat terkontaminasi melalui tanah atau penggunaan pupuk kandang. Makanan siap saji juga dapat terkontaminasi selama pemrosesan dan bakteri dapat berkembang biak ke tingkat berbahaya.
“Listeria atau listeriosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Orang yang sehat sebenarnya lebih kecil kemungkinannya mengalami infeksi ini. Namun untuk orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, wanita hamil dan lansia paling gampang terserang oleh bakteri itu.” Ucapnya
Gejala awal listeriosis bisa tidak terlalu jelas untuk beberapa waktu, terutama pada orang yang sehat. Masa inkubasi bakteri ini bervariasi dan bisa berkisar antara 11-70 hari setelah mengonsumsi makanan yang mengandung Listeria. Gejala-gejala infeksi Listeria seperti nyeri otot, demam, flu, mual, dan diare bisa muncul dan cenderung berlangsung 1-3 hari. Bagi banyak orang, infeksi Listeria akan berlalu tanpa disadari.
“Infeksi listeria dapat menyebabkan demam, nyeri otot, dan, pada banyak orang, diare. Infeksi yang parah dapat menyebabkan sakit kepala, meningitis, kejang, dan kematian.” paparnya (adv)