Jakarta, linimasa.co – Kasus tewasnya editor Metro TV menambah catatan gelap sisi lain dunia jurnalistik yang sarat akan resiko. Tahun sebelumnya (2019) kasus serupa terjadi di perkebunan sawit PT Sei Ali Barombang, Desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu. Dua wartawan yakni Maraden Sianipar (55) dan Martua Siregar (42) ditemukan tewas akibat luka sabetan senjata tajam di kepala, badan, lengan, punggung dan perut.
Baru-baru ini Editor Metro TV Yodi Prabowo (26) sempat hilang selama dua hari sebelum ditemukan tidak bernyawa di pinggir Tol JORR, Jalan Raya Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/7).
Jenazah Yodi ditemukan oleh warga menjelang Salat Jumat pukul 11.45 dalam posisi tertelungkup, berpakaian lengkap dengan jaket hijau dan helm warna hitam. Sebelumnya pihak keluarga telah mencari keberadaan Yodi yang tidak kunjung pulang selama 3 hari.
Menurut Kapolres Metro Jaksel, Kombes Budi Sartono, pihaknya belum bisa menyimpulkan hasil penyelidikan sementara ini, namun Budi menegaskan telah melakukan pemeriksaan saksi dari teman hingga saksi yang memiliki kedekatan emosional dengan korban.
“Sementara saksi masih dimintai keterangan di Polres Metro Jakarta Selatan. Masih beberapa saksi yang dimintai keterangan, baik yang teman-temannya korban maupun yang ada hubungan dengan korban,” ujarnya, dilansir dari okezone.com
Dugaan sementara, korban dibunuh tidak jauh dari lokasi penemuan jenazah di sisi jalan tol Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W2), Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Dilokasi kejadian, ditemukan harta benda milik korban, antara lain sepeda motor, dompet berisi identitas korban, kartu ATM, ponsel dan uang tunai.
Sementara Direktur Utama Metro TV Don Bosco Selamun meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tewasnya Yodi.
“Kami tahunya saat keluarga Yodi melapor bahwa dia belum sampai ke rumah, di telepon tidak ada respon, akhirnya kami menghubungi teman-teman dekatnya. Kami minta kepolisian mengusut tuntas kasus ini.” Ujarnya