Samarinda, linimasa.co – Pagi tadi pewarta linimasa.co berdiskusi dengan salah satu Dosen Universitas Mulawarman, di kediamannya, Perumahan Komplek H. Thaha, Kamis (19/03/20).
Beliau dikenal dengan Dr. Rahmawati yang mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Rahma menyampaikan banyak masukan terkait isu virus corona (Covid-19) yang merupakan kejadian bencana non alam.
Rahma memulai dengan mengamini pernyataan Gubernur Kaltim. Bahwa masyarakat tetap harus tenang, berdiam diri di rumah dan menjaga kebersihan.
Namun menurut Rahma, seharusnya dalam masa yang seperti ini infrastruktur juga perlu diperhatikan untuk menjaga kebersihan tersebut. Ia mengambil contoh misalnya ketersediaan air bersih. Karena tidak di semua tempat akses air mudah didapatkan.
“Infrastruktur ini misalnya air, bagaimana orang mau mencuci tangannya, menjaga kebersihan jika beberapa tempat kondisi PDAM mati,” ungkapnya.
Selain itu ia juga menyoroti masih banyaknya masyarakat di Samarinda yang menganggap satai terkait Covid-19. Padahal pemerintah telah menganjurkan untuk berdiam diri dahulu di rumah, atau lokal lockdown.
Selain itu perannya sebagai dosen dituntut untuk tidak hanya mengajar saja. Namun mengedukasi mahasiswa khususnya dan masyarakat, tentang pentingnya tidak berpergian sementara waktu. Apalagi instansi pendidikan telah meliburkan pembelajaran offline dan beralih menggunakan pembelajaran media daring yang mampu diakses di rumah.
“Mahasiswa juga harus ikut berperan dalam mengedukasi masyarakat melalui media sosial. Kita perlu berpartisipasi bersama, bergotong royong mencegah perkembangan virus corona dengan kepedulian yang tinggi,” tegasnya.
“Jangan sampai nantinya perkembangan virus ini kemana-mana, kemudian malah menyalahkan pemerintah,” ujarnya. Selain itu Rahma juga mengingatkan pentingnya perusahaan dalam memberikan bantuan untuk penanggulangan kejadian non alam. Bantuan yang dimaksudnya dapat melalui dana CSR.
“Perusahaan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) harusnya dapat memberikan bantuan dilingkungan internal dan eksternal. Baik berupa pemberian makanan dan vitamin untuk menjaga kesehatan, atau dapat memberikan alat-alat untuk mencegah virus seperti hand sanitizer, masker dan disinfektan. Karena saat ini sangat dibutuhkan,” usul Rahma yang juga aktif sebagai sekretaris forum CSR Kaltim.
Rahma menyebutkan bahwa Forum CSR Pusat Kemensos berencana menyurati perusahan-perusahaan yang berada di Indonesia, untuk melakukan kegiatan CSR dalam bentuk philantrophy (kedermawanan, bantuan, dan campaign sosial). Rahma berharap nantinya surat tersebut dapat dipatuhi oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda di Kaltim.
Rahma mengingatkan dalam kondisi seperti ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Namun semua elemen masyarakat juga wajib bersatu dalam mencegah perkembangan Covid-19.
Rahma mengutip desertasinya yang pernah ia tuliskan, yakni teori manajemen altruistic attribution. Dalam teori ini menjelaskan bagaimana arti kepedulian, kesetiakawanan, dan kerjasama.
“Saat ini yang kita butuhkan kebersamaan, bergotong royong dan kesadaran bersama dalam upaya mencegah perkembangan virus corona.” tutupnya.