Bontang, Linimasa.co – Kala senja mulai menampakan eksistensinya, orang-orang pun sibuk dengan aktivitas menjelang malam. Sepi, tidak seperti biasanya, jalan lengang, tidak begitu banyak kendaraan yang lalu lalang. Loktuan, adalah sebuah kecamatan di Kota Bontang. Daerah padat penduduk. Akses satu-satunya menuju pelabuhan penumpang antar pulau.
Di daerah ini konon ada sebuah warung yang menjajakan makanan yang sangat menggoda, Bakso Jamur. Setiap orang pasti mengenal bakso terbuat dari daging giling yang diolah dengan bentuk bulat, namun bakso kali ini terbuat dari bahan jamur. Lantas bagaimana dengan rasanya?
Aromanya menggoda dan menurut beberapa pelanggan yang pernah menikmati bakso jamur ini, rasanya tidak kalah dengan bakso yang terbuat dari daging giling. Awak linimasa.co pun akhirnya mampir ke warung yang telah berdiri sejak 8 tahun silam. Sujinem, nama pemilik warung Bakso jamur di pinggir jalan Loktuan menawarkan dagangannya dengan keramahan logat jawa yang menjadi khasnya.
Menurut Sujinem, bakso jamur menjadi salah satu alternatif bagi mereka yang tak suka bakso daging. Selain itu bakso jamur ini sendiri satu- satunya bakso jamur yang berada di Kota Bontang.
“Yah saya mengambil ide ini karena peluangnya lebih besar dan di Bontang sendiri belum ada yang memproduksi,” ucapnya kala di temui awak Linimasa.co di Loktuan,(2/4/2020) sore.
Bentuk bakso jamur lebih menarik perhatian, karena tampak terselip cincangan jamur berwarna coklat yang merupakan potongan jamur tiram dicampur dalam adonan. Bentuk bulat seperti bakso daging biasa. Menurutnya Ia tak mau asal – asal dalam membuat bakso jamur ini, karena ia tak ingin kehilangan ciri khas dari jamur itu. Ia menjelaskan cara mempertahankan rasa dan teksturnya, terlebih dahulu menggoreng atau menuumis jamur untuk mengurangi kadar air dalam jamur itu sendiri, kemudia diolah dengan bahan-bahan lain.
Layaknya bakso daging pada umumnya, Bakso Jamur miliknya ini memiliki rasa gurih dan langsung terasa pada suapan pertama dengan rendaman kaldu ayam, sayur yang bertabur diatasnya, dan mie bihun yang melengkapi, sambal pedas, ataupun potongan cabai rawit lebih yang menambah aroma dan rasa pada bakso jamur.
Meski memiliki peluang yang cukup besar Sujinem mengaku pasca merebaknya virus corona ini warung bakso jamur miliknya mengalami penurunan drastis bahkan terkadang tidak mencapai 50%.
“yah gitu mbak bahkan awal menyebar beritanya virus corona ini dua hari warung saya sepi, tidak ada pelanggan, sekarang pun hanya beberapa pelanggan saja” ujarnya.
Sebelum adanya peristiwa covid-19, warung Bakso Jamur yang buka sejak pukul 15.30 WITA setiap harinya terbilang cukup ramai, tak hanya pelanggan lokal tetapi juga karyawan pabrik maupun pesanan turut serta membanjiri.
“kalau sore itu kan waktunya pulang kerja yah mbak, kadang rombongan para karyawan pabrik itu mampir kesini, jadi yah lumayan rame,” ucapnya.
Sujinem berharap semoga pandemik ini lekas pulih dan keadaan berjalan seperti biasanya.
“harapan saya semoga cepat membaik dan keadaan kembali normal, karena kalau keadaan masih seperti ini ekonomi masyarakat akan mengalami penurunan,”pungkasnya.
Reporter Lutfi