Samarinda, linimasa.co – Media daring menjadi pilihan dakwah saat ini. Media popular seperti facebook, zoom atau media langsung lainnya sangat membantu dalam menyampaikan pesan kebaikan dan memperteguh keyakinan jamaah.
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur menjadi salahsatu perguruan tinggi yang mempunyai komitmen dalam syiar Islam. Pengajian Pekanan tatap muka sebagai sarana pembinaan para dosen dan karyawan semenjak pandemic Covid-19 dirubah menjadi pengajian pekanan daring yang tidak hanya bisa dinikmati internal kampus tetapi dapat disimak secara luas melalui chanel facebook.
Dipandu oleh Ipmawan Sayiyd Al Manar yang juga ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kalimantan Timur pengajian pekanan (1/5/20), KH. Siswanto memaparkan tentang Tauhid di pusaran pandemi Covid -19. Disampaikan konsepsi tauhid rububiyah, uluhiyah dan mulkiyah.
Tauhid menjadi sebuah komponen aksi, harta ditangan orang bertauhid akan memberikan efek yang luarbiasa, ilmu ditangan orang bertauhid akan melahirkan manfaat yang banyak, kekuasan ditangan orang bertauhid akan mengahadirkan kekuasan yang berkah. Maka mengamalkan tauhid yang difahami harus dijalankan sepenuh hati.
Menarik ketika ada pertanyaan dari jamaah yang berkaitan dilema pengusaha dengan kondisi pekerjaan yang terbatas saat ini yaitu karyawan terpaksa dirumahkan. KH. Siswanto menjawab dengan lugas, “Pengusaha yang memiliki tauhid tidak ada istilah dilema. Pengusaha yang bertauhid dan terpaksa merumahkan karyawannya pasti akan melihat kebelakang berapa lama karyawannya telah menghasilkan pundi-pundi kekayaan. Ketika ada kondisi pandemi saat ini maka pencapaian selama karyawan bekerja dapat menjadi bagian yang diapresiasi dengan cara pengusaha memberikan rasa kepedulian dengan memberikan bantuan”.
Mengambil contoh, ditelevisi kita bisa melihat pengusaha, orang kaya berbagi beras, sembako. Dengan yang tidak membantu, atau tidak bekerja dengannya saja pengusaha memberi, apalagi dengan karyawan yang telah menghasilkan pundi-pundi kekayaan.
Hari buruh 1 Mei semua harus terlibat berpikir ditengah Covid-19. Semua harus menahan diri, disatu sisi pengusaha dan pemerintah harus memperhatikan kondisi buruh. Jangan hanya melarang begini dan begitu tapi kebutuhannya para buruh tidak diperhatikan.
Tauhid akan menghadirkan sebuah kekuatan, dimana kita tidak hanya memikirkan sembako namun juga fokus pada ibadah yang mendekatkan diri pada Allah SWT. Dengan tauhid yakinlah ada semangat terus berbagi kepedulian, ada semangat bertahan dan tumbuh keyakinan adanya jalan keluar dari pandemi Covid -19.