Samarinda, linimasa.co – Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) bersama Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Mulawarman (Unmul) bakal menggelar Seminar Nasional Pendidikan Sejarah (Senripah) dan Pekan Sejarah Mulawarman (Panah Mulawarman), Selasa (20/10/2020) secara daring via aplikasi zoom
Seminar mengangkat tema “Polemik Mata Pelajaran Sejarah dan Solusinya” berawal dari isu mata pelajaran Sejarah yang konon bakal dihapus dan menjadikannya mata pelajaran yang tidak wajib. Bocornya rapat internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait mata pelajaran sejarah ini sontak menuai polemik dari berbagai kalangan.
Menurut Koordinator Prodi Pendidikan Sejarah Unmul, Jamil BS, Pendidikan Sejarah merupakan identitas sebuah bangsa yang harus disampaikan kepada generasi selanjutnya yang menceritakan proses terbentuknya bangsa Indonesia, sehingga dapat menciptakan karakter cinta tanah air.
“Sejarah merupakan komponen penting bagi bangsa yang harus menjadi bagian kurikulum pendidikan sehingga nilai-nilai yang dipelajari dalam sejarah akan menjadi cikal bakal pengembangan karakter bangsa,” ujarnya saat dihubungi awak linimasa.co, Minggu (18/10/20)
Lebih lanjut Jamil menjelaskan seminar sejarah yang dirangkai dengan pekan sejarah Mulawarman bertujuan memberikan materi tentang Polemik Mata Pelajaran Sejarah dan Solusinya, serta bagaimana para peserta mampu memahami dan menghadapi situasi pada polemik mata pelajaran sejarah ini
“Siapapun boleh ikut jadi peserta, baik itu siswa, guru, mahasiswa, dosen dan masyarakat umum, nanti melalui daring aplikasi Zoom Cloud Meeting,” jelasnya
Narasumber pada Seminar Nasional tersebut adalah Ketua Perkumpulan Program Studi Pendidikan Sejarah Indonesia, Abdul Syukur, Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia Kaltim, Joni, Koordinator Prodi Pendidikan Sejarah, Jamil BS dan dimoderatori oleh Dosen Unmul, Muhammad Azmi.
Seminar tersebut akan dibuka langsung oleh Dekan FKIP Unmul, H. Muhammad Amir Masruhim.
“Jika pelajaran sejarah tidak diberikan, bisa jadi generasi selanjutnya tidak memiliki rasa nasionalisme dan cinta tanah air, karena mereka tidak mengenal sejarah bangsanya.” tegas Jamil
Pewarta Lutfi | Editor Ahmad Syahir