Kutai Kartanegara, linimasa.co – Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) merupakan kelompok yang aktif mengelola dan menyebarkan informasi kepada masyarakat secara swadaya. KIM sendiri dibentuk untuk mendukung pembangunan daerah dan sebagai solusi atas keterbatasan komunikasi dan informasi antara masyarakat dan pemerintah daerah.
Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara adalah desa yang paling bersemangat membentuk KIM. Tidak tangung-tangung, ada 42 KIM langsung dibentuk.
Sebelumnya desa ini membentuk 84 dasawisma yang masing memiliki kebun cantik sebagai tempat rekreasi edukasi, lengkap dengan produk olahan mereka.
Oleh karena itu pemerintah desa memandang penting kehadiran KIM untuk nilai tambah dari produk yang dihasilkan kelompok dasawisma itu.
“Kita mau kombinasikan dengan KIM. Kalau KIM itu masuk, otomatis marketingnya jadi bagus. Marketing ibu-ibu di kelompok dasawisma itu jadi lebih maksimal,” kata Kepala Desa Batuah, Abdul Rasyid.
Abdul Rasyid sendiri telah sukses membentuk 84 dasawisma yang tersebar di 49 RT. Dari 84 dasawisma itu, 42 diantaranya masuk kategori berhasil dalam mengelola kebun dan mengemas produknya. Sehingga, dibentuklah KIM di tiap dasawisma itu.
Dengan KIM, diharapkan membantu promosi dan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh dasawisma yang dibentuk ibu-ibu PKK ini. Bahkan, harapannya pemasarannya tidak terbatas di Desa Batuah saja, tapi sampai keluar desa.
“Kita maunya anggota dasawisma ini juga nanti di dalamnya ada KIM. Jadi inilah nanti yang akan aktif memasarkan, mereka ini punya produk apa, mereka lagi ngapain, sehingga akan dikenal oleh masyarakat luas,” tambah Abdul Rasyid.
Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik Diskominfo Kutai Kartanegara, Ahmad Rianto mengapresasi terbentuknya 42 KIM di Desa Batuah. Dia menyebut ini sebagai yang pertama di Indonesia.
“Semangat warga Desa Batuah harus kita apresiasi karena mereka memahami pentingnya mengemas informasi,” kata Arian, sapaan akrab Ahmad Rianto.
Untuk langkah selanjutnya, kata Arian, setiap KIM yang terbentuk mulai belajar membuat konten yang menarik. Diskominfo sendiri kini sedang berupaya memberikan pendampingan agar konten yang dibuat bisa lebih menarik.
“84 dasawisma itu sesuatu yang luar biasa, ditambah lagi ada kolaborasi dengan KIM, ini menjadi kerja sama yang baik dan saya yakin menghasilkan karya yang punya nilai tambah,” katanya.
Pewarta Rofi