Samarinda, linimasa.co – Sejak ditetapkannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pertengahan Maret lalu oleh pemerintah, rasanya kurang efektif karena pelbagai kendala yang terjadi, mulai dari interaksi siswa dengan guru, terbatasnya kuota internet bahkan perangkat yang digunakan pun tidak maksimal. Namun mau tidak mau, suka tidak suka, pembelajaran jarak jauh harus tetap dilaksanakan.
Kendati demikian, guru dituntut untuk bisa mengoperasikan beberapa aplikasi sebagai media bertatap muka dengan para siswa.
“Hal yang menghambat kadang datang dari terbatasnya pengetahuan tentang teknologi tersebut, sebutnya saja aplikasi google classroom atau zoom, masih ada guru yang belum mengetahui proses penggunaannya,” ucap Sri Mulyati guru SD Negeri 007 Sungai Pinang, saat dihubungi awak linimasa.co
Lanjut Sri, selain itu kendala dari siswa yang tidak memiliki gawai atau komputer, orang tua yang juga tidak mengerti mengoperasikan aplikasi tersebut hingga pada kekurangan paket data internet yang selalu dikeluhkan oleh orang tua siswa dan guru.
“Hanya sebagian siswa saja yang bisa mengikuti pelajaran jarak jauh ini, sisanya terkendala oleh fasilitas yang dimiliki, dan saya maklumi, jangankan siswa, guru pun terbatas perangkatnya terutama paket internetnya.” Jelasnya
Lebih lanjut Sri menjelaskan pembelajaran jarak jauh secara daring juga tidak sering dilakukannya dan tidak dipaksakan dengan pertimbangan kemampuan orang tua murid. Dirinya memberikan materi dengan membuat video pembelajaran yang sekiranya dikuasai dan mudah dipahami oleh siswa.
Diakui Sri, tidak semua siswa ikut bergabung saat pembelajaran menggunakan aplikasi zoom atau google classroom. Dirinya menyiasati dengan mengirim video pembelajaran ke grup Whatsapp sehingga semua siswa dapat menyimaknya. Lalu memberikan tugas dan siswa diminta mengirim jawaban tugasnya ke geup WA tersebut.
“Saya buat video berdurasi pendek, kemudian diupload pada grup WA kelas 2, kemudian memberikan tugas yang berhubungan dengan materi tersebut, tapi saya beri waktu panjang untuk mereka merespon.” Jelasnya
Kondisi ekonomi orang tua siswa juga sangat berpengaruh dengan pola pembelajaran jarak jauh tersebut, menurut Sri, untuk orang tua yang berpenghasilan menengah keatas dapat memfasilitasi anaknya dengan paket internet dan perangkat android yang memadai sementara untuk ekonomi menengah kecil kebawah, terkadang untuk satu gawai harus bergantian dengan saudaranya yang lain, bahkan terkadang koneksi terputus secara tiba-tiba.
“Tapi sebagai guru, kami berusaha mencari cara apapun yang menunjang proses PJJ ini agar terlaksana. Semoga musibah ini bisa berlalu segera dan saya bisa ketemu dengan siswa-siswa di sekolah.” Harapnya
Sementara untuk kuota internet, Sri mesti merogoh koceknya sendiri agar tidak kehabisan kuota saat memberikan pelajaran via daring. Menurutnya terlalu berat jika harus mengalokasikan anggaran pribadi untuk pembelian paket internet, sementara harga paket terbilang tidak murah.
“Ya, mau gimana lagi, kalau untuk anggaran dari sekolah pernah ada sekali saja 100 ribu, setelah itu belum tau lagi kapan adanya. Kan disesuaikan anggaran. sementara harga sekali beli, bertahan hanya sehari jika menggunakan aplikasi dalam waktu yang lama, menguras paket data.” ujar Sri (*)