Samarinda, linimasa.co – Virus Corona (Covid-19) yang semakin masif penyebarannya, membuat sejumlah pihak merasa was-was. Data terakhir pasien yang positif Covid-19 di Kaltim berjumlah 9 orang.
Hal ini yang kemudian menggerakkan sebagian pihak, termasuk Forum Manajemen Indonesia (FMI) Korwil KaltimTara yang berdonasi ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Samarinda, Senin (23/03/20).
Rahmawati mengaku, awalnya ia melihat postingan di media sosial terkait donasi yang dibuat IDI Samarinda. Berangkat dari itu selaku Ketua FMI Korwil KaltimTara ia tergerak, serta mengajak semua pihak hendaknya dapat berkerja sama dalam mencegah perkembangan Covid-19.
“FMI Korwil KaltimTara akan berdonasi ke IDI Samarinda sebagai bentuk gotong royong, berkolaborasi dan bersinergi dalam misi kemanusian dan kesehatan. Intinya pada saat ini kita harus menjadi agen perubahan, kita serahkan dengan ahlinya,” terang Dr. Rahmawati.
Penyaluran bantuan alat pelindung diri (APD) melalui IDI Samarida diharapkan Rahma mampu menjadi bantuan yang efektif dan tepat sasaran. Ia mengingatkan pemberian bantuan tidak perlu secara langsung, bisa melalui transfer ke rekening IDI Samarinda.
“Agar niat baik menjdi tepat sasaran, efektif dan efesien terutama terkait pendistribusian alat kesehatan APD dalam penanganan pencegahan virus corona maka di serahkan ke IDI Samarinda. Namun tak perlu penyerahan secara langsung kan sedang Social Distancing, bisa transfer,” ungkapnya.
Dalam kondisi seperti ini ia berharap agar masyarakat mematuhi dan melaksanakan apa yang dihimbau oleh tenaga kesehatan.
“Serahkan masing-masing urusan dengan ahlinya. Untuk itu perlu terima masukan dari berbagai organisasi profesi yang bergulat dengan skill dan knowledge yang sangat spesifik,” ujarnya.
Rahma juga menghimbau kepada semua pihak agar saling membantu dalam mencegah perkembangan Covid-19. Jika memang tidak sangat dibutuhkan ke luar rumah, ia mengingatkan agar tetap berada di rumah.
“Khususnya untuk para mahasiswa, kalian kan libur. Kami berharap kalian bisa mambantu melakukan edukasi ke masyarakat atau membantu menjadi petugas call centre. Daripada nongkrong tidak jelas, malah nambah resiko penularan wabah virus Corona,” tegasnya.
Sebagai informasi FMI adalah forum yang pengurus dan anggotanya adalah dosen-dosen manajemen dari fakultas ekonomi baik berasal dari universitas negeri dan swasta.
FMI mewadahi para penyelenggara Program Studi Manajemen, akademisi, maupun non akademisi untuk sharing mengenai isu-isu yang berkembang dan dipergunakan untuk mengembangkan ilmu manajemen demi meningkatkan mutu penyelenggaraan Pendidikan Tinggi. FMI Pusat berada di Surabaya dan telah berdiri sejak 11 tahun.