Kutai Kartanegara, linimasa.co – Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.
Konsep ini biasanya akan didukung dengan keberadaan industri kreatif yang menjadi pengejawantahannya. Perkembangan ekonomi sampai pada taraf ekonomi kreatif dihadapi dengan konsep informasi yang mana informasi menjadi hal yang utama dalam pengembangan ekonomi.
Berkaitan hal itu, Dinas Komunikasi dan Informatika Kutai Kartanegara, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengelola Komunikasi Publik (PKP), Ahmad Rianto mengatakan kesadaran masyarakat untuk memperoleh pengetahuan melalui penggunaan dan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi semakin tinggi. Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat beraneka ragam komunitas yang memiliki fungsi KIM (Kelompok Informasi Masyarakat), yaitu dengan memberdayakan masyarakat lokal untuk memperoleh atau mengakses informasi dan teknologi komunikasi.
“Kami akan mengoptimalkan peran dan tugas fungsi Kominfo dalam konteks komunikasi dan informatika. Program yang telah dicanangkan dan capaian yang telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata akan menjadi tanggung jawab Kominfo untuk memblow-up, membantu dan mengembangkan potensi yang telah terbangun,” ujar Ahmad Rianto, dalam dialog youtube pada akun Kota Raja Channel, Jumat (23/10/2020)
Menurutnya terdapat empat pemangku kepentingan sesuai dengan PermenKominfo nomor 8 tahun 2019 yakni Kelompok Informasi Masyarakat, Kelompok Media Tradisional, Kelompok Pembuat Konten Positif dan Kreatif serta Kelompok Strategis. Tugas kelompok tersebut, lanjutnya, akan berperan untuk menguatkan jejaring yang telah dibangun oleh Dinas Pariwisata.
“Keempat kelompok tersebut dapat berdiri di masing-masing desa yang ada di Kukar, makanya kami menyebarkan informasi ke masyarakat baik melalui media sosial dan lainnya, sehingga jika ada yang ingin membentuk, maka kami lakukan pendampingan,” ujar pria yang karib disapa Rian ini
Sementara itu, praktisi Kelompok Ekonomi Kreatif (Kekraf) Akbar Haka, mengungkap keberhasilan kegiatannya bermula dari pemanfaatan teknologi berbasis digital
“Kami berkolaborasi dengan dinas Pariwisata dalam mengkurasi teman-teman etnik, mendigitalisasi karya seniman etnik dan tarian dalam program Kukar Menari,” ujar Akbar yang juga sebagai vokalis Band Kapital
Akbar mengungkap dirinya beserta pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pariwisata pada tahun sebelumnya berhasil masuk nominasi peringkat empat besar kabupaten terkreatif versi Bekraft dari 118 kabupaten kota se Indonesia
“Sub sektor musik, pertunjukan dan film sudah mulai terakomodir di 18 kecamatan, berkat kolaborasi ini,” ungkapnya
Senada, Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Ekonomi Kreatif, Hery Rusnadi mengungkap awal terbentuknya jejaring ekonomi kreatif di 18 kecamatan di Kukar bermula dari 3 subsektor yakni Kompilasi Album Global Arise, Kukar Menari dan Festival Film Pendek
“Ternyata peminatnya sangat banyak, ini mulai menunjukkan dari tiga sub sektor ini yang nantinya menjadi daya ungkit bagi sub sektor lain di ekonomi kreatif,” terang Hery
Menurutnya pembentukan jejaring tersebut diawali dengan mengklasifikasikan sub sektor apa yang unggul di masing-masing kecamatan, sehingga dapat dikolaborasikan dengan kecamatan lain.
“Kita klasifikasikan sub sektor yang lebih unggul, misal satu kecamatan kuat di kulinernya tapi kurang bahannya, maka kita carikan di kecamatan lainnya, itu fungsi jejaringnya,” ungkapnya
Untuk informasi akun Youtube Kota Raja Channel, menurut Rian, bagian dari upaya Diskominfo menyediakan wadah untuk masyarakat dan pemerintah sebagai pengembangan kreatifitas selain informasi dari pemerintahan.
“Siapapun boleh untuk memanfaatkan saluran informasi ini untuk membangun kreatifitas. Dengan fungsi dan peran masing-masing mari sama-sama berkolaborasi, kurangi kompetisi yang membuang energi.” tutupnya
Pewarta Ahmad Syahir | Editor Audric Al Dzaky